Setelah First Travel, Kini PT SBL Menipu 12.000 Calon Jamaah Umrah

Senin, 5 Februari 2018 | 09:20 WIB
0
490
Setelah First Travel, Kini PT SBL Menipu 12.000 Calon Jamaah Umrah

Menipu adalah profesi atau pekerjaan yang tidak ada sekolahnya atau dianjarkan ditempat kursus-kursus. Tetapi sekarang banyak orang yang menekuni pekerjaan untuk menipu orang atau banyak orang, tergantung keahlian sang penipu masing-masing.

Syarat menjadi menjadi penipu tentu wajahnya manis dan tidak sangar atau serius, rata-rata penipu punya keahlian dalam hal komunikasi yang baik, bisa meyakinkan seseorang atau bisa bikin iba orang lain. Dan rata-rata rayuannya dan janji-janjinya juga menggiurkan. Sehingga, orang yang awalnya tidak tergoda atau kena pangaruh menjadi tertarik.

Pekerjaan menipu ada di semua tingkatan status sosial, mulai dari kelas bawah, kelas menengah dan kelas atas, dan kerugiannya juga mengikuti tingkatan status sosial tadi, kelas bawah kerugiannya sedikit, kelas menengah kerugiannya banyak, dan kelas atas tentu kerugiaanya semakin banyak, bisa milyaran atau trilyunan.

Bahkan Dahlan Iskan seorang pengusaha dibidang media yang suksespun pernah ketipu. Dari pengalaman itu, ia menyimpulalkan, syarat menjadi orang sukses adalah siap ditipu. Dan memang dalam praktik lapangan banyak orang yang ketika membuka usaha, mungkin karena tidak faham bisnis yang digeluti akhirnya kena tipu. Dan rata-rata orang yang bekerja dalam bisnis, pernah ketipu.

Tetapi ada suatu bisnis atau usaha yaitu usaha biro travel memberangkatkan jamaah Umroh atau haji. Banyak calon-calon tamu Tuhan tertipu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan hanya mengejar untung dan untung saja.

Usaha/bisnis ini ada kaitannya soal keagamaan, karena negara kita jumlah Muslimnya mencapai ratusan juta dan tentu ini pasar atau market yang potensial untuk digarap oleh orang-orang yang menekuni bisnis biro travel umroh dan haji.

Makanya banyak sekali biro travel umroh dan haji di negara ini, tapi dari sekian banyak itu hanya beberapa biro travel yang legalitasnya terpenuhi dan bisa dipercaya.

Baru-baru ini di Bandung, Jawa Barat, lagi-lagi ada biro travel yang gagal memberangkatkan Jamaah umroh, yaitu PT Solusi Balad Lumampah (SBL), ada sekitar 12.000 jamaah umroh dan kerugian diperkirakan 300 milyar, menurut keterangan pihak Polda Jabar.

Sekarang tersangka sudah ditahan oleh kepolisian dan menyita aset-asetnya mulai dari mobil mewah, rumah, apartemen dan aset lainnya.

[irp posts="2900" name="Apa Yang Bisa Kita Pelajari dari Kasus First Travel?"]

Sebelum ini ada juga di Solo, biro travel Hannien Tour juga gagal memberangkatkan jamaah umroh, kerugian diperkirakan 8 milyar dan pemilik biro tarvel juga sudah ditahan kepolisian.

Dan ada yang lebih besar dan bikin heboh berita nasional yaitu First Travel yang gagal memberangkatkan umroh, sekitar 50.000 lebih jamaah dan kerugian diperkirakan mendekati angka 500 milyar lebih.

Sebenarnya masih banyak biro-biro travel yang lainnya yang gagal memberangkatkan jamaahnya dan kerugiannya juga banyak.

Kasus-kasus semacam ini terulang terus menerus dan seakan tidak ada jeranya,orang-orang yang berniat menipu untuk kepentingan sendiri.

Rata-rata pemiliknya biro travel yang menipu jamaahnya ini relatif masih muda dan wajahnya juga biasa saja, tidak ada wajah penjahat atau penipu. Sebut saja pemilik First Travel, sepasang suami istri yang masih muda dan sukses, tetapi karena salah kelola atau manejemen dan gaya hidup glamour, akhirnya gagal memberangkatkan jamaah umrohnya.

Terus PT SBL yang di Bandung ini juga masih muda dan gaya hidup yang mewah, menyukai mobil sport yang mahal-mahal.

Tentu yang dirugikan para jamaah yang sudah menabung bertahun-tahun akhirnya gagal berangkat. Memang para jamaah mungkin tergiur biaya umroh yang lebih murah atau miring, jamaah tergoda atau terpengaruh dengan biaya murah ini.

Biaya rata-rata umroh yang normal minimal Rp23 juta, kalau ada biro umroh ada yang berani dengan dengan harga yang lebih murah,misal 15-18 juta tentu para jamaah umroh akan memilih yang lebih murah.

Apalagi ada testimoni dari teman-temanya yang sudah pernah berangkat dengan biro umroh tersebut, semakin menjadi yakin dan tertarik. Rata-rata jamaah umroh itu karena pengaruh atau testimoni jamaah yang sudah berangkat.

Jamaah umroh yang awal berangkat sebenarnya dibantu oleh biaya yang disetor calon jamaah umroh yang belum berangkat,begitu seterusnya.

Orang mau umroh atau haji yang bersifat keagamaan saja masih menjadi sasaran penipu, mereka tidak takut dengan Tuhan, tamu-tamu Tuhan terlantar-pun mereka juga tidak peduli.

Untuk itu pemerintah dan Kementerian agama harus benar-benar memperketat biro travel yang mau memberangkatkan jamaah umroh,banyak biro travel yang tidak punya ijin atau abal-abal,dan sistem keagenan, maksudnya jamaahnya itu yang memberangkatkan biro travel lain, mereka hanya dapat komisi atau untung.

Masyarakat juga perlu waspada kalau ada penawaran biaya umroh yang murah, jangan mudah tergiur. Ada pepatah ‘ono rego ono rupo”, maksudnya ada harga ada barang atau kwalitas.

***

Editor: Pepih Nugraha