Di Kabul, Afganistan bom bunuh diri meledak. Sebuah ambulance yang berisi bom diledakkan hingga mengakibatkan 95 orang tewas. Sebelumnya Taliban menyerang sebuah hotel secara beringas. Banyak warga asing jadi korban.
Sehari berselang, rombongan Presiden Jokowi mendarat di Afganistan. Dia tetap meneruskan muhibahnya. Tidak ada keraguan dengan adanya tragedi itu.
Sebagai Presiden, nyali Jokowi memang luar biasa. Bersama ibu Iriana, dia santai saja mendatangi negara yang yang penuh gejolak itu. Negara yang hancur lebur karena konflik sektarian dan radikalisme agama.
Sebelumnya Jokowi mengunjungi Bangladesh. Di negara itu, dia menyempatkan diri mampir ke Coxs Bazaar, lokasi dimana pengungsi Rohingya berkumpul di tenda-tenda pengungsian. Dia datang sendiri ke pusat konflik.
Di Indonesia, orang-orang yang dulu berteriak "Save Rohingya" sambil mengumpulkan sumbangan, sedang sibuk perkara lain. Mereka sedang ribet berteriak "Save Rizieq".
Mereka mengancam Jokowi untuk membebaskan Rizieq dari kasus mesum. Tidak ada sedikitpun apresiasi pada Jokowi yang menengok langsung saudara muslim di Rohingya.
Jauh sebelum kedatangan Presiden RI ke Bangladesh, Indonesia via Menlu sudah menunjukan pembelaan yang nyata pada warga Rohingya. Bantuan dikirimkan. Lobby diplomatik dilakukan. Dan imbauan kemanusiaan diserukan.
[irp posts="9412" name="Kunjungan Bernyali Jokowi dan Kepahlawanan Hanafi"]
Kini bukan hanya imbauan. Presiden datang langsung menengok pengungsi Rohingya. Manusia yang menderita karena tidak jelas kewarganegaraanya. Atas nama Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, simpati diberikan langsung oleh Presiden.
Tanpa harus keluar urat leher berteriak "Save Rohingya" sambil menjajakan kotak amal.
Sikap pembelaan pada kaum tertindas juga dinyatakan Presiden saat dia membela Palestina berhadapan dengan kebijakan AS dan Israel. Indonesia dengan tegas menolak Jerusalem dijadikan ibukota Israel.
Sementara mereka yang gemar berteriak "Save Palestina" di Indonesia kini sedang sibuk berkelahi berebut umat 212. Yang satu membuat Garda 212, yang lainnya membuat Persatuan Alumni 212. Tujuannya cuma untuk jualan politik.
Padahal orang-orang inilah yang paling rajin menuding Jokowi tidak islami atau memusuhi umat Islam.
Mereka menuding Jokowi cuek dengan nasib rakyat Rohingya. Mereka menuding Jokowi abai dengan isu Palestina. Mereka merasa paling gagah membela Rohingya dan Palestina, sambil minta sumbangan.
[irp posts="9418" name="Afghanistan dan Penghargaan untuk Presiden Jokowi"]
Kenyataanya, ketika mereka sibuk menjual kepala umat atas nama 212, Jokowi datang sendiri menemui pengungsi Rohingya. Sedangkan mereka sibuk sendiri membela tersangka kasus porno. Sibuk membela syahwat seorang lelaki di kandang kambing.
Jika kamu benar membea rakyat Rohingya yang tertindas. Jika kamu serius membela kepentingan Palestina, mestinya tidak ada cara lain selain mendukung langkah Presiden Jokowi. Bukan malah terus menerus menghardiknya.
Jangan-jangan bagi kamu, tragedi Rohingya atau isu Palestina, derajatnya sama dengan umat 212 itu. Cuma dijadikan bantalan untuk mencari untung.
Makanya kamu serius membela kasus mesum di kandang kambing. Sebab itulah wajah kamu yang sesungguhnya.
"Save kambing!" ujar Bambang Kusnadi.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews