Demam "Save Ini Save Itu" Yang Kian Marak di Sini

Kamis, 1 Februari 2018 | 07:34 WIB
0
128
Demam "Save Ini Save Itu" Yang Kian Marak di Sini

Di Kabul, Afganistan bom bunuh diri meledak. Sebuah ambulance yang berisi bom diledakkan hingga mengakibatkan 95 orang tewas. Sebelumnya Taliban menyerang sebuah hotel secara beringas. Banyak warga asing jadi korban.

Sehari berselang, rombongan Presiden Jokowi mendarat di Afganistan. Dia tetap meneruskan muhibahnya. Tidak ada keraguan dengan adanya tragedi itu.

Sebagai Presiden, nyali Jokowi memang luar biasa. Bersama ibu Iriana, dia santai saja mendatangi negara yang yang penuh gejolak itu. Negara yang hancur lebur karena konflik sektarian dan radikalisme agama.

Sebelumnya Jokowi mengunjungi Bangladesh. Di negara itu, dia menyempatkan diri mampir ke Coxs Bazaar, lokasi dimana pengungsi Rohingya berkumpul di tenda-tenda pengungsian. Dia datang sendiri ke pusat konflik.

Di Indonesia, orang-orang yang dulu berteriak "Save Rohingya" sambil mengumpulkan sumbangan, sedang sibuk perkara lain. Mereka sedang ribet berteriak "Save Rizieq".

Mereka mengancam Jokowi untuk membebaskan Rizieq dari kasus mesum. Tidak ada sedikitpun apresiasi pada Jokowi yang menengok langsung saudara muslim di Rohingya.

Jauh sebelum kedatangan Presiden RI ke Bangladesh, Indonesia via Menlu sudah menunjukan pembelaan yang nyata pada warga Rohingya. Bantuan dikirimkan. Lobby diplomatik dilakukan. Dan imbauan kemanusiaan diserukan.

[irp posts="9412" name="Kunjungan Bernyali Jokowi dan Kepahlawanan Hanafi"]

Kini bukan hanya imbauan. Presiden datang langsung menengok pengungsi Rohingya. Manusia yang menderita karena tidak jelas kewarganegaraanya. Atas nama Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, simpati diberikan langsung oleh Presiden.

Tanpa harus keluar urat leher berteriak "Save Rohingya" sambil menjajakan kotak amal.

Sikap pembelaan pada kaum tertindas juga dinyatakan Presiden saat dia membela Palestina berhadapan dengan kebijakan AS dan Israel. Indonesia dengan tegas menolak Jerusalem dijadikan ibukota Israel.

 

Sementara mereka yang gemar berteriak "Save Palestina" di Indonesia kini sedang sibuk berkelahi berebut umat 212. Yang satu membuat Garda 212, yang lainnya membuat Persatuan Alumni 212. Tujuannya cuma untuk jualan politik.

 

Padahal orang-orang inilah yang paling rajin menuding Jokowi tidak islami atau memusuhi umat Islam.

Mereka menuding Jokowi cuek dengan nasib rakyat Rohingya. Mereka menuding Jokowi abai dengan isu Palestina. Mereka merasa paling gagah membela Rohingya dan Palestina, sambil minta sumbangan.

[irp posts="9418" name="Afghanistan dan Penghargaan untuk Presiden Jokowi"]

Kenyataanya, ketika mereka sibuk menjual kepala umat atas nama 212, Jokowi datang sendiri menemui pengungsi Rohingya. Sedangkan mereka sibuk sendiri membela tersangka kasus porno. Sibuk membela syahwat seorang lelaki di kandang kambing.

Jika kamu benar membea rakyat Rohingya yang tertindas. Jika kamu serius membela kepentingan Palestina, mestinya tidak ada cara lain selain mendukung langkah Presiden Jokowi. Bukan malah terus menerus menghardiknya.

Jangan-jangan bagi kamu, tragedi Rohingya atau isu Palestina, derajatnya sama dengan umat 212 itu. Cuma dijadikan bantalan untuk mencari untung.

Makanya kamu serius membela kasus mesum di kandang kambing. Sebab itulah wajah kamu yang sesungguhnya.

"Save kambing!" ujar Bambang Kusnadi.

***

Editor: Pepih Nugraha