Salah satu negara yang dikunjungi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ke Asia Selatan adalah Pakistan.
Memang benar, kunjungan Jokowi ke lima negara di Asia Selatan itu bersifat kerja sama ekonomi dan lain-lain, tetapi masyarakat internasional sudah memahaminya bahwa negara-negara di sana memiliki ciri khas tertentu di bidang pertahanan.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) berniat masuk ke Pakistan saat Uni Soviet (sekarang Rusia) mengirimkan pasukan di Afghanistan. Jadi sebagai kekuatan penyeimbang di kawasan tersebut.
Baru-baru ini dikabarkan Tiongkok pun mulai ingin masuk ke Pakistan. Negara ini akan membangun pangkalan militer di Pakistan. Pangkalan itu bakal berlokasi di Jiwani, dekat perbatasan Iran.
Sebagaimana diberitakan media luar negeri, seorang pejabat militer Tiongkok mengatakan pembangunan pangkalan militer di Jiwani bertujuan untuk memasok layanan, perawatan, dan dukungan logistik yang dibutuhkan kapal-kapal perang milik China. Selama ini kapal-kapal perang China yang berpatroli di Samudera Hindia sulit mendapatkan pasokan logistik di Pakistan.
[irp posts="8621" name="Inilah Penyebab Amerika Serikat Semakin Gusar terhadap Tiongkok"]
Jiwani dipilih sebagai lokasi karena kedekatan geografisnya dengan pelabuhan padat lalu lintas Gwadar. Sebagai catatan, Pelabuhan Gwadar memegang peran penting di Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan yang masuk dalam proyek “One Belt, One Road.”
Para analis juga menyatakan, Tiongkok memiliki kepentingan geostrategis dan militer yang besar di Pakistan. Kendati begitu, Tiongkok dirasa tidak akan “melucuti kekuatan militer” Pakistan melalui pembangunan pangkalan militer. Analis menambahkan, Tiongkok hanya ingin mendapatkan akses yang lebih komprehensif ke Samudera Hindia di samping mengurangi biaya logistik kapal-kapal perang Tiongkok
Di lain sisi, pendapat berbeda diutarakan pejabat Pakistan. Menurutnya, Tiongkok dan Pakistan tidak memiliki rencana untuk membangun pangkalan militer angkatan laut di Jiwani. Baginya, Tiongkok tidak tertarik membangun pangkalan militer di garis pantai Pakistan. "
Rencana pembangunan pangkalan militer Tiongkok di Pakistan sebetulnya sudah menjadi bahan pembicaraan sejak bulan Juni 2017. Berdasarkan laporan Pentagon, pembangunan pangkalan militer di Pakistan merupakan bagian dari upaya memperluas kemampuan militernya di seluruh dunia guna meningkatkan peran dalam mempertahankan kepentingan internasional Tiongkok.
Pakistan, masih mengutip laporan Pentagon, dipilih karena statusnya sebagai salah satu negara dengan jumlah tentara terbesar di dunia serta merupakan negara pembeli senjata buatan Tiongkok.
Sebagaimana yang telah kita baca, Howard Baker Center, pusat kebijakan publik Universitas Tennessee, Texas, juga mengungkapkan hal senada. Menurut laporan yang dikeluarkan pada September 2017, Tiongkok memilih Provinsi Balochistan sebagai basis terbaru dan mengubahnya menjadi faktor penting dalam Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan yang menghubungkan kota Kashgar di Tiongkok dengan Pelabuhan Gwadar.
Sejauh ini Tiongkok sudah mendirikan pangkalan militer asing di Djibouti, Afrika Timur. Pangkalan militer Djibouti merupakan pangkalan pertama yang dibangun Tiongkok pada 2016. Pemilihan lokasi didasarkan pada faktor stabilitas negara dan lokasi yang strategis, dekat dengan Selat Bab el-Mandebg yang menjadi pintu gerbang masuk salah satu rute pelayanan tersibuk di dunia, Terusan Suez.
Tujuan Tiongkok membangun pangkalan militer di Djibouti bukan untuk ajang pamer kekuatan militer, melainkan wujud tanggungjawab menjaga perdamaian global, demikian keterangan resmi Beijing.
Untuk memenuhi ambisi militernya, tahun lalu, Tiongkok telah mengeluarkan anggaran sebesar 180 miliar dollar AS. Namun, angka tersebut diperkirakan bisa lebih tinggi sebab, mengutip Pentagon, pemerintah Tiongkok memiliki “transparansi penghitungan anggaran yang buruk.”
Proyeksi kekuatan militer Tiongkok secara global terkait dengan proyek infrastruktur Silk Road (Jalan Sutra) terbaru senilai 900 miliar dollar AS yang begitu gencar digalakkan Presiden Xi Jinping. Proyek tersebut bakal melintasi wilayah-wilayah yang tidak stabil, seperti Afghanistan dan Pakistan.
Oleh karena itu, Pakistan sangat penting untuk dikunjungi Presiden Jokowi.
Tulisan pernah dimuat di wartamerdeka.net
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews