Tiongkok Mulai Menempatkan Militernya di Pakistan

Selasa, 30 Januari 2018 | 07:57 WIB
0
259
Tiongkok Mulai Menempatkan Militernya di Pakistan

Salah satu negara yang dikunjungi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) ke Asia Selatan adalah Pakistan.

Memang benar, kunjungan Jokowi ke lima negara di Asia Selatan itu bersifat kerja sama ekonomi dan lain-lain, tetapi masyarakat internasional sudah memahaminya bahwa negara-negara di sana memiliki ciri khas tertentu di bidang pertahanan.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) berniat masuk ke Pakistan saat Uni Soviet (sekarang Rusia) mengirimkan pasukan di Afghanistan. Jadi sebagai kekuatan penyeimbang di kawasan tersebut.

Baru-baru ini dikabarkan Tiongkok pun mulai ingin masuk ke Pakistan. Negara ini akan membangun pangkalan militer di Pakistan. Pangkalan itu  bakal berlokasi di Jiwani, dekat perbatasan Iran.

Sebagaimana diberitakan media luar negeri, seorang pejabat militer Tiongkok mengatakan pembangunan pangkalan militer di Jiwani bertujuan untuk memasok layanan, perawatan, dan dukungan logistik yang dibutuhkan kapal-kapal perang milik China. Selama ini kapal-kapal perang China yang berpatroli di Samudera Hindia sulit mendapatkan pasokan logistik di Pakistan.

[irp posts="8621" name="Inilah Penyebab Amerika Serikat Semakin Gusar terhadap Tiongkok"]

Jiwani dipilih sebagai lokasi karena kedekatan geografisnya dengan pelabuhan padat lalu lintas Gwadar. Sebagai catatan, Pelabuhan Gwadar memegang peran penting di Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan yang masuk dalam proyek “One Belt, One Road.”

Para analis juga menyatakan, Tiongkok memiliki kepentingan geostrategis dan militer yang besar di Pakistan. Kendati begitu, Tiongkok dirasa tidak akan “melucuti kekuatan militer” Pakistan melalui pembangunan pangkalan militer. Analis menambahkan, Tiongkok hanya ingin mendapatkan akses yang lebih komprehensif ke Samudera Hindia di samping mengurangi biaya logistik kapal-kapal perang Tiongkok

Di lain sisi, pendapat berbeda diutarakan pejabat Pakistan. Menurutnya, Tiongkok dan Pakistan tidak memiliki rencana untuk membangun pangkalan militer angkatan laut di Jiwani. Baginya, Tiongkok tidak tertarik membangun pangkalan militer di garis pantai Pakistan. "

Rencana pembangunan pangkalan militer Tiongkok di Pakistan sebetulnya sudah menjadi bahan pembicaraan sejak bulan Juni 2017. Berdasarkan laporan Pentagon, pembangunan pangkalan militer di Pakistan merupakan bagian dari upaya memperluas kemampuan militernya di seluruh dunia guna meningkatkan peran dalam mempertahankan kepentingan internasional Tiongkok.

Pakistan, masih mengutip laporan Pentagon, dipilih karena statusnya sebagai salah satu negara dengan jumlah tentara terbesar di dunia serta merupakan negara pembeli senjata buatan Tiongkok.

Sebagaimana yang telah kita baca, Howard Baker Center, pusat kebijakan publik Universitas Tennessee, Texas, juga mengungkapkan hal senada. Menurut laporan yang dikeluarkan pada September 2017, Tiongkok memilih Provinsi Balochistan sebagai basis terbaru dan mengubahnya menjadi faktor penting dalam Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan yang menghubungkan kota Kashgar di Tiongkok dengan Pelabuhan Gwadar.

Sejauh ini Tiongkok sudah mendirikan pangkalan militer asing di Djibouti, Afrika Timur. Pangkalan militer Djibouti merupakan pangkalan pertama yang dibangun Tiongkok pada 2016. Pemilihan lokasi didasarkan pada faktor stabilitas negara dan lokasi yang strategis, dekat dengan Selat Bab el-Mandebg yang menjadi pintu gerbang masuk salah satu rute pelayanan tersibuk di dunia, Terusan Suez.

Tujuan Tiongkok membangun pangkalan militer di Djibouti bukan untuk ajang pamer kekuatan militer, melainkan wujud tanggungjawab menjaga perdamaian global, demikian keterangan resmi Beijing.

Untuk memenuhi ambisi militernya, tahun lalu, Tiongkok telah mengeluarkan anggaran sebesar 180 miliar dollar AS. Namun, angka tersebut diperkirakan bisa lebih tinggi sebab, mengutip Pentagon, pemerintah Tiongkok memiliki “transparansi penghitungan anggaran yang buruk.”

Proyeksi kekuatan militer Tiongkok secara global terkait dengan proyek infrastruktur Silk Road (Jalan Sutra) terbaru senilai 900 miliar dollar AS yang begitu gencar digalakkan Presiden Xi Jinping. Proyek tersebut bakal melintasi wilayah-wilayah yang tidak stabil, seperti Afghanistan dan Pakistan.

Oleh karena itu, Pakistan sangat penting untuk dikunjungi Presiden Jokowi.

Tulisan pernah dimuat di wartamerdeka.net

***

Editor: Pepih Nugraha