Perjalanan Karier Julien Faubert Sebelum Berseragam Borneo FC

Minggu, 21 Januari 2018 | 05:58 WIB
0
608
Perjalanan Karier Julien Faubert Sebelum Berseragam Borneo FC

Satu lagi nama pemain top dunia masuk dalam daftar pemain klub di liga 1 Indonesia. Ia adalah Julien Faubert. Buat pecinta sepakbola tentu nama ini gak asing di telinga. Julien tercatat pernah mberseragam Girondins de Bordeaux, West Ham United hingga Real Madrid!

Meski cuma bermain setengah musim dengan status pinjaman, tetap saja Julian pernah mengenyam bermain bersama klub peraih tropi Liga Champions terbanyak itu.

Kemaren, Kamis, 18 Januari 2018, secara resmi Pusamania Borneo FC mengkonfirmasi kedatangan pemain asal Perancis itu. Pengumuman tersebut disampaikan kubu Pesut Etam melalui akun Twitter resminya. Meski pihak Borneo FC menyembunyikan durasi kontrak dan nilai transfer mendatangkan pemain berusia 34 tahun itu. Katanya sih gak mahal.

"Faubert bilang, dia datang ke Indonesia bukan karena uang. Harganya memang tidak mahal-mahal kok," ungkap Bos Borneo FC Nabil Husein dari laman resmi klub seperti dilansir dari indosport.com.

[irp posts="3941" name="Kegagalan Italia ke Piala Dunia Ulangi Kisah Tragis 60 Tahun Lalu"]

Jika berusaha menerka-nerka, pada situs transfermarkt seperti yang dilaporkan bola.com, Julien Faubert, yang kali terakhir bermain di Liga Finlandia bersama FC Inter Turku, per 9 Januari 2018 memiliki harga pasar sekitar 100 ribu euro atau setara Rp 1,6 miliar. Dulu, pada 2007 ketika Julien hijrah ke West Ham dari Bordeaux, pemain berposisi natural sebagai bek kanan, gelandang sayap kanan, maupun winger kanan ini pernah dibanderol dengan harga 10.5 juta Euro atau setara dengan Rp 171 Miliar.

Julien memilih merumput bersama klub Pesut Etam sebab mayoritas masyarakat Indonesia muslim. Ngakunya sih muslim moderat semenjak memutuskan memeluk Islam tahun 2013 silam.

Kedatangan Julien Faubert ini diplot sebagai Marquee Player. Sebelumnya ada nama-nama besar seperti Michael Essien disusul Carlton Cole di Persib Bandung pada 2017 lalu.

Dilansir dari cnnindonesia.com, "Marquee Player" ini sebenarnya bukanlah istilah baru di dunia sepakbola. Istilah bahasanya, marquee itu berarti papan penanda sebuah hotel atau bioskop yang bersinar terang di pinggir jalan. Sementara menurut Federasi Sepakbola India, marquee player adalah pemain yang pernah bermain untuk tim nasional di turnamen bergengsi, seperti Piala Eropa, Copa America, Piala Afrika, Piala Asia, atau Piala Dunia.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas liga di negara tersebut serta membuat para pemain sepakbola klub yang mengontrak pemain asing dengan status marquee player bisa berkembang. Sesuai dengan istilahnya, marquee player ini membuat liga tempat mereka bermain semakin dikenal oleh publik dunia. Mungkin seperti itu.

Pesepakbola kelahiran Le Havre ini menjadi terkenal berkat penampilan apiknya bersama Bordeaux pertengahan 2000 silam. Penampilan ini mencuri perhatian hingga akhirnya Ia dipanggil untuk masuk skuad Timnas Perancis saat menghadapi Bosnia-Herzegovina. Pada laga persahabatan tersebut Julien mencetak gol, sayangnya ia tidak dipanggil lagi kemudian.

West Ham jatuh hati dan mengikat Julien dengan biaya 6 juta pounds pada musim 2007/2008. Entah mengapa, Januari 2009 Real Madrid malah meminjamnya dari The Hammer. Padahal Faubert susah menembus skuad utama akibat menepi cukup lama kareana cedera.

Benar saja, Faubert hanya bermain dua kali saja untuk Los Blancos karena cedera yang melilitnya. Balik ke West Ham, Julien malah bermain cukup cemerlang. Sayangnya, musim 2011/2012 The Hammer terdegradasi hingga membuat Faubert harus hijrah ke Turki membela Elazigspor selama satu musim. Sejak musim 2012/2013, Julien kembali membela klub lamanya, Bordeaux untuk tiga musim berikutnya.

Meski usia tak muda lagi untuk sekelas pemain Eropa, namun Faubert juga sempat mencicipi atmosfer Liga Primer Skotlandia dengan berkostum Kilmarnock serta Liga Finlandia bersama Inter Turku, sebelum akhirnya merumput di Stadion Segiri membela Borneo FC.

Akankah Faubert mampu mengangkat nama Liga 1 dan memberikan performa terbaiknya diusia yang tidak muda lagi? Bisakah pesepakbola Indonesia khususnya pemain Borneo FC belajar banyak dari Faubert? Kalau belajar dari pemain asing tapi di negeri sendiri gak dicap sebagai penghianat dan anti nasionalisme kok hihi....

***

Editor: Pepih Nugraha