Dalam beberapa pekan ke depan, kita akan menyaksikan Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan. Pun dalam waktu dekat, kita juga akan menyaksikan team Korea Utara tampil di wilayah tetangganya itu, Korea Selatan. Tetapi semuanya masih kita tunggu dan lihat, apakah hal itu akan benar-benar terjadi atau tidak.
Sejauh ini kedua negara yang bersaudara itu terpisah oleh garis pemisah, di mana di tengahnya berdiri bangunan sederhana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang pasukan perdamainnya berperan menengahi dua bangsa Korea itu.
Sekitar 400 warga dari dua negara itu tidak mampu menahan rasa rindu yang sudah lama dipisahkan oleh perang saudara, Perang Korea pada tanggal 25 Juni 1950.
Perang saudara yang mengerikan dan melibatkan tiga juta orang serta menewaskan hampir dua juta orang tersebut sempat menghancurkan sistem pemerintahan yang dibangun. Pun memisahkan keluarga mereka. Perang Korea yang datangnya begitu cepat waktu itu menyebabkan mereka berpisah satu dengan yang lain. Mereka lari menyelamatkan diri. Setelah lama tidak bertemu dan usia mereka sudan 80 an dan 90 an, mereka bertemu lagi.
Keterlibatan pasukan Amerika Serikat yang mendukung Korea Selatan dan pasukan Uni Soviet (sekarang Rusia) masih berbekas hingga kini. Seandainya saja dua warga negara Korea ini tidak dipengaruhi ideologi yang berkembang hingga kini, di mana membelah negara ini menjadi dua bagian, blok Barat yang dipengaruhi Kapitalisme/Liberalisme dan Blok Timur, terutama RRC dan Rusia yang mengarah ke Sosialisme/ Marxisme/Leninisme, maka tidak mungkin Semenanjung Korea terbagi dua.
Meskipun perang itu telah lama usai sejak 27 Juli 1953, jadi berlangsung selama lebih kurang tiga tahun, rakyat Korea masih trauma.
Masa depan Korea ini tetap berada di antara harapan dan kecemasan. Akan halnya Jepang karena pernah menjajah Korea dari tahun 1910-1945, juga cemas jika Korea menjadi sebuah kekuatan nuklir dan kedua bangsa ini bersatu menjadi kekuatan besar. Itu yang ditakutkan Jepang. Percobaan nuklir Korea Utara baru-baru ini sempat mencemaskan Jepang.
Amerika Serikat yang sangat berperan mendukung Korea Selatan pun akhir-akhir ini cemas akan kemajuan senjata nuklir Korea Utara. Bahkan dalam pernyataanya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bersedia berunding dengan Korea Utara, asal tentang senjata nuklir.
Jadi persoalan mendasar yang dikuatirkan Amerika Serikat bagaimana persoalan nuklir Korea Utara yang semakin meningkat, juga masih tetap berusaha meredam pengaruh Rusia dan Republik Rakyat China (RRC) di kawasan Semenanjung Korea.
Coba perhatikan peta Rusia dan RRC. Letak kedua negara sama-sama bersebelahan dengan Korea Utara. Peta Rusia, buntutnya yang di Vladisvostok sangat dekat dengan Korea Utara. RRC pun demikian. Bahkan bertetangga bersebelahan, di mana sebelah barat dan utaranya bersinggungan dengan Korea Utara.
Sangat memungkinkan jika perang di Semenanjung Korea terjadi lagi, di mana tidak kita harapkan, perang ini lebih dahsyat dari perang di Suriah, di mana perlombaan senjata mutakhir terjadi.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews