Prabowo Subianto dan Yenny Wahid untuk Pilpres 2019

Senin, 1 Januari 2018 | 13:11 WIB
0
502
Prabowo Subianto dan Yenny Wahid untuk Pilpres 2019

Terlalu kecil dan menyederhanakan peristiwa jika pertemuan antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dengan Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid beberwapa waktu lalu dimaknakan hanya sekadar mendorong putri Presiden Ke-4 Abdurrahman Wahid untuk bertarung di Pilkada Jawa Timur menggantikan Moreno Soeprapto. Peluang lebih besar ada di depan mata, yaitu Pilpres 2019!

Apakah sebagai Kingmaker Prabowo melalui mesin politik Gerindra-PAN-PKS bakal memajukan Yenny Wahid sebagai bakal calon Presiden RI pada Pilpres 2019? Jawabannya bisa ya bisa juga tidak.

Jika "ya", berarti Prabowo bakal selamanya menikmati "profesi barunya" sebagai Kingmaker yang layak diperhitungkan siapapun. Ia akan menjadi sosok di balik layar, memajukan pion-pionnya untuk menjadi "menteri" sebagaimana permainan catur.

Jika jawabannya "tidak", bisa jadi Yenny hanya bakal didorong sebagai bakal pendamping Prabowo dan mantan Danjen Kopassus itu berubah pikiran tidak lagi menjadi Kingmaker, melainkan maju sekali lagi sebagai bakal calon Presiden pada Pilpres 2019 dengan bakal wapres Yenny Wahid. Sebuah kemungkinan yang bisa terjadi dengan melihat sinyal yang diberikan baik oleh Yenny maupun Prabowo.

[irp posts="6976" name="Yenny Wahid Mau Dicalonkan Prabowo, Khofifah dan Gus Ipul Bisa Tewas"]

Untuk konstelasi Pilkada Jatim 2018, bagi Yenny Wahid itu palagan yang terlalu kecil mengingat sosoknya yang sudah menjadi politikus nasional. Selain itu, tidak ada kepentingan bagi Yenny untuk bertarung hanya sekadar berebut kursi gubernur, misalnya motivasi balas "balas dendam" politik. Pasalnya, perseteruannya dengan Muhaimin Iskandar terkait dengan partai yang didirikan ayahandanya, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa, sudah lama berlalu dengan kemenangan di pihak Cak Imin.

Tentu saja ajang palagan nasional pada Pilpres 2019 akan jauh menarik perhatian dan menjadi magnet perhelatan pesta demokrasi Tanah Air. Cuitan Yenny Wahid di Twitter dengan mengunggah sejumlah foto kebersamaannya dengan Prabowo bukanlah peristiwa biasa yang "by accident", melainkan memang "by design". Siapa yang memulai dan berinisiatif, belum jelas. Tetapi keterbukaan Yenny melalui cuitannya itu tidak bisa dikatakan tidak ada muatan politiknya.

Bagi Prabowo, kehadiran Yenny Wahid di kediamannya akan bikin galau hatinya. Bukan karena galau yang bukan-bukan, tetapi keinginan terpendamnya untuk sekadar menjadi Kingmaker mulai "terganggu".

Mau tidak mau ia mengingat Pilpres 2014, sebuah peristiwa politik yang sangat menyakitkan di saat kursi Presiden sudah di depan mata. Kegagalan Pilpres 2019 saat ia mendampingi Megawati Soekarnoputri mungkin tidak terlalu menyakitkannya.

[irp posts="5797" name="Prabowo Subianto Semakin Meneguhkan Dirinya sebagai Kingmaker""]

Ada peluang untuk membalas dendam kekalahan menyakitkan pada Pilpres 2014 dari Joko Widodo yang sekarang menjadi Presidn RI. Tentu saja akan menjadi penutup karier politik yang mengesankan jika ia mampu menaklukkan Jokowi pada Pilpres 2019. Yenny Wahid adalah pintu masuk yang membangunkan tidur panjangnya. Menjadi Kingmaker jangan-jangan harus ditunda dulu gara-gara Yenny Wahid ini!

Lebih menjanjikan

Jika membandingkan dengan Prabowo-Hatta pada masa lalu, Prabowo-Yenny akan jauh lebih "bisa dijual"mengingat Yenny selaku "anak biologis" Gus Dur. Soalnya, tersedia pilihan bagi Prabowo untuk meraih pendamping dari rekan koalisinya, PAN dan PKS. Dari PAN ada Zulkifli Hasan yang saat ini sedang getol-getolnya mengiklankan dirinya sebagai sosok yang "layak diperhitungkan" pada Pilpres 2019.

Tapi Prabowo menggandeng Zulkifli hanya akan mengulang pengalaman pahit pada Pilpres 2014 lalu di mana kader PAN tidak "dimakan" pemilik suara. Apalagi meski beriklan setiap hari, publik tidak akan pernah melupakan momen  ia didamprat aktor Harrison Ford saat menjabat menteri kehutanan akibat kerusasakan hutan yang sangat parah pada masa itu. Kampanye negatif ini menutup kebaikan Zulkifli yang kini Ketua MPR meski beriklan sekeras apapun.

[irp posts="3872" name="Menakar Siapa Pendamping Prabowo; Zulkifli atau AHY?"]

Calon dari wakil presiden dari PKS memang belum mengemuka. Presiden PKS Sohibul Iman belum terlihat beriklan segencar Zulkifli atau Muhaimin Iskandar. Tetapi mendorong Hidayat Nur Wahid sama saja menyorongkan "kartu mati", wong jadi calon gubernur Jakarta pun tidak laku.

Demikian pula Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar di mana baliho dan poster-poster raksasanya bisa dijumpai di berbagai sudut kota. Uniknya, Cak Imin "tahu diri" di poster itu yang hanya menyebut diri sebagai "Calon Wakil Presiden" untuk Pilpres 2019. Siapa Presidennya, siapa calon presidennya yang berminat? Mbuh...

Dibanding Yenny Wahid yang anak biologis Gus Dur, meski ia tidak beriklan tetaplah namanya lebih menjual dibanding Cak Imin yang sekadar "keponakan" Gus Dur, misalnya. Jadi jika benar Prabowo-Yenny jadi berjodoh, maka Jokowi akan berpikir sekian kali kalau harus menggandeng Cak Imin.

Gara-gara suami

Kedekatan Yenny Wahid dengan Prabowo Subianto bisa terlacak dari jejak digital. Portal berita Detik.com, Sabtu 28 Desember 2013 saat peringatan haul ke-4 Gus Dur di Jalan Warung Silah no 10, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, misalnya, Yenny Wahid mengatakan jika Prabowo Subianto memiliki banyak kedekatan dengan ayahandanya, yaitu Abdurrahman Wahid. Saat itu Yenny menyebutkan jika rumah kakek kedua tokoh itu berdekatan di daerah Matraman, Jakarta Pusat.

"Dulu rumahnya no 9 dan no 10, nomor 20 konon katanya rumah Barrack Obama waktu di Indonesia. Dua-duanya Presiden, maksudnya apa enggak tau deh,"kata Yenny saat itu yang ucapannya disambut gelak tawa hadirin. Demikian juga bicara soal transisi tahun 2009, kaat Yenny, Gus Dur bersama Prabowo mengawal proses transisi.

Pada kesempatan itu Yenny mengungkapkan bahwa dirinya bisa ketemu suaminya, Dhohir Farisi, karena Prabowo juga. Lalu, dia juga sempat menggoda Prabowo yang sampai saat ini masih lajang. "Gara-gara pak Prabowo saya menemukan ksatria Madura saya. Namun, sampai sekarang beliau (Prabowo) masih Jojoba, jomblo-jomblo bahagia," kata Yenny yang kembali menyulut tawa.

Yenny Wahid kemudian membuka rahasia bahwa dirinya dijodohkan dengan Dhohir Farisi oleh Prabowo. Dhohir adalah kader Gerindra yang saat itu duduk di Komisi VII DPR RI. Jauh sebelumnya, kedekatan Prabowo dengan Gus Dur sudah terjalin saat ia masih berpangkat Mayor, di mana Gus Dur dalam kapasitasnya sebagai penulis sering berdiskusi dengan Prabowo.

Sejarah kemudian mencatat, ketika Prabowo Subianto dipecat dan menanggalkan jabatan militer pada tahun 1998, Gus Dur-lah yang menasehati Prabowo agar bersabar menerima takdir dan kenyataan dengan lapang dada.

***