Jika Yenny Wahid Mau Dicalonkan Prabowo, Khofifah dan Gus Ipul Lewat

Senin, 1 Januari 2018 | 10:36 WIB
0
551
Jika Yenny Wahid Mau Dicalonkan Prabowo, Khofifah dan Gus Ipul Lewat

Peta pertarungan Pilkada Jawa Timur 2018 mendatang sepertinya bakal berubah. Ini terjadi jika putri KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid alias Yenny Wahid, benar-benar diusung Partai Gerindra, PAN, dan PKS.

Sebagaimana ramai diberitakan, koalisi tiga partai politik "Trio Kwek Kwek" yaitu Gerindra-PAN-PKS mengikat janji -tapi tidak shidup semati- pada sejumlah palagan Pilkada 2018. Pembentukan koalisi terinspirasi kemenangan Pilkada DKI Jakarta yang mengharu-biru itu. Jika berhasil, pola akan diteruskan di level nasional, Pilpres 2019. "Trio Kwek Kwek" adalah tiga penyanyi anak-anak pada masa lalu yang gerak maupun suaranya sangat kompak.

Sebelumnya foto pertemuan Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto bersama Yenny diunggah oleh Yenny Wahid lewat akun Twitter dan Instagram pribadinya. Keruan saja foto itu menjadi isu menarik terkait konstelasi Pilkada Jatim 2018 mendatang.

“Melewatkan sore dan berbincang dengan sahabat lama, Prabowo Subianto, tentang masalah kebangsaan dan geopolitik dunia, termasuk soal Palestina,” kata Yenny di akun instagramnya @yennywahid, Selasa malam, 26 Desember 2017. Yenny pun berseloroh.

Bahwa pertemuannya dengan Prabowo itu membicarakan masalah super penting, yaitu tips dan trik menguruskan badan seperti Prabowo. “Mas Bowo sekarang memang terlihat lebih fit, rupanya karena sudah turun beratnya 12 kg,” lanjut istri Dhohir Farisi itu.

Dalam foto bersama Yenny, Prabowo mengenakan kemeja berwarna cream dipadu dengan celana biru. Tubuh Prabowo dalam foto itu tampak lebih kurus ketimbang sebelumnya. Pada posting Instagramnya, Yenny men-tag akun pembalap Moreno Soeprapto.

[irp posts="6606" name="Moreno? Seriuslah Hadapi Pilkada Jatim 2018 Ini, Jenderal!"]

Memang, sebelumnya, kader Gerindra itu sempat digadang-gadang menjadi bacagub Jatim dalam Pilkada Jatim 2018 nanti. Namun, sepertinya, Gerindra membatalkan rencana tersebut. Pasalnya, ada sebagian masyarakat Jatim yang menolak figur pembalap itu.

Pada saat berkampanye Pemilihan Presiden 2014, Prabowo juga beberapa kali menggandeng Yenny Wahid, seperti di lapangan Dukuh Dempok, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jatim, pada Selasa siang, 18 Maret 2014. Keduanya ketika itu saling memuji.

“Mbak Yenny Wahid ini putri Indonesia yang pintar dan tidak diragukan lagi kemampuannya di kalangan warga NU,” ungkapnya di hadapan massa Gerindra Jember saat itu. Sebaliknya, Yenny memuji Prabowo sebagai orang yang peduli terhadap kehidupan rakyat kecil sehingga aneh dan langka.

Wis sugih, wis enak uripe, golek opo maneh? Tapi dekne ora iso ngono, isih mesakno rakyat cilik (Sudah kaya, sudah enak hidupnya, mau cari apa lagi? Tapi, dia tidak bisa begitu, masih kasihan sama rakyat kecil). Ayo menangkan Gerindra di Jember,” kata Yenny.‎

Sebagai catatan, di DPRD Jatim, Gerindra memiliki 13 kursi, PAN 7 kursi, dan PKS 6 kursi. Jika PKS “batal” mendukung Saifullah Yusuf – Abdullah Azwar Anas yang diusung PDIP dan PKB, maka dalam koalisi ini, mereka bisa lolos mengusung Yenny Wahid.

Kalau PKS tetap mendukung Wakil Gubernur Jatim dan Bupati Banyuwangi itu, Gerindra dan PAN masih tetap bisa mengusung Yenny Wahid. Pertarungan pun akan semakin seru. Pasangan lainnya, Khofifah Indar Parawansa – Emil E. Dardak bakal keteteran.

Mengapa? Seperti halnya Gus Ipul – Azwar Anas, Khofifah – Emil Dardak yang diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat, jelas akan kedodoran dalam menghadapi trah Gus Dur dan Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari, pendiri Nadhlatul Ulama (NU) tersebut.

Kalangan massa Nadhlihyin akan lebih memilih figur Yenny Wahid ketimbang Khofifah atau Gus Ipul. Jika akhirnya Gerindra menyodorkan dan mengusung Direktur The Wahid Institute itu, pertarungan “tiga tokoh” NU ini bisa segera berakhir dengan “damai”.

Pasalnya, Yenny Wahid akan lebih mudah menumbangkan kedua rivalnya itu: Khofifah dan Gus Ipul. Jaringan Gusdurian jelas akan mati-matian berusaha memenangkan Yenny Wahid. Untuk kesekian kalinya, Prabowo menunjukkan kejelian dan kecerdasannya.

[irp posts="6611" name="Restu Prabowo untuk Moreno, Mantan Jenderal Minggir Dulu!"]

Sebelumnya, berkat kejelian dan kecerdasannya, Gerindra, PAN, dan PKS akhirnya berhasil memenangkan pertarungan pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, sehingga Anies Baswedan – Sandiaga Uno menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang baru.

Padahal, sebelumnya Anies Baswedan termasuk “orang dekat” Presiden Joko Widodo yang dicopot jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang digantikan Muhajir Effendi saat perombakan Kabinet Kerja Jilid II ini. Namun, nasib berkata lain.

Meski pernah “disakiti” selama Pilpres 2014 atas pernyataan-pernyataan Anies Baswedan, berkat kebesaran hati Prabowo, mantan Rektor Universitas Paramadina ini justru diusung sebagai bakal calon gubernur pada gelaran Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu itu.

“Pak Anies juga bekerja dengan baik, tapi tentunya ada ekspektasi yang diinginkan Presiden dan Wapres JK ke depan ini yang mungkin berbeda,” ungkap Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu 27 Juli 2017.

Kejelian dan kecerdasan Prabowo itu tampaknya juga bakal diulangi lagi pada Pilkada Jatim 2018 nanti. Setelah nama Moreno Suprapto ketika ditawarkan untuk bacagub Jatim 2018 dari Gerindra kurang mendapat respon positif, Yenny Wahid pun digadang-gadang.

Jika benar akhirnya Gerindra mengusung Yenny Wahid, pilihan Prabowo ini sangatlah tepat. Apalagi, berdasar hasil survei Lembaga Surabaya Survey Center (SSC) menunjukan bahwa nama Yenny Wahid dianggap publik layak untuk menjadi cagub Jatim 2018.

Yenny Wahid berada di posisi ketiga dengan perolehan 11,9 persen, setelah Mahfud MD (18,3 persen) dan La Nyalla M. Matalitti (15,4 persen), yang tidak pernah dikaitkan dengan Poros Emas, justru dianggap publik layak untuk menjadi cagub Jatim 2018.

Jika memang akhirnya Gerindra, PAN, dan PKS (atau parpol lain yang membelot dari parpol pengusung Khofifah-Emil Dardak), jadi mengusung Yenny Wahid sebagai bacagubnya, tentu saja akan lebih baik jika bacawagubnya dari birokrat di Pemprov Jatim

Sehingga, Yenny Wahid bisa lebih konsentrasi pada kebijakan-kebijakan yang menyangkut masyarakat. Sementara, bacawagubnya (seperti Soekarwo sebelum menjadi Gubernur Jatim sejak 2008) yang menguasai birokrasi hingga ke daerah-daerah terpencil.

Karena jaringan birokrasi yang berhasil dikuasai Soekarwo itulah yang membuat Karwo – Gus Ipul dulu menang Pilkada Jatim (2008 dan 2013) dari Khofifah. Jaringan birokrasi itu sampai di daerah terpencil. Soekarwo tahu jaringan yang dipakai selama ini.

[caption id="attachment_3314" align="alignleft" width="529"] Khofifah dan Saiful Rahman (Foto: Mochamad Toha)[/caption]

Siapakah figur birokrat di Pemprov Jatim tersebut? Jika melihat beberapa nama yang selama ini sudah beredar dalam bursa bacawagub Jatim 2018, nama yang paling santer disebut-sebut adalah Saiful Rachman, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jatim.

Sebelumnya, Soekarwo pernah menyatakan dukungannya terhadap Saiful Rachman supaya maju pada Pilkada Jatim 2018. Saiful memang tidak pernah terikat dengan parpol manapun, karena ia birokrat tulen berkarier dari bawah, yang awalnya seorang guru.

Saiful Racman tahu persis pemikiran-pimikiran Soekarwo selama ini. Karena, sejak 2006, ia sudah bersama Soekarwo. Sehingga, dengan mudah bisa melanjutkan program pembangunan Gubernur Jatim Soekarwo yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Jatim.

[irp posts="3377" name="Saiful Rachman, Calon Terkuat untuk Dampingi Khofifah"]

Seperti halnya Soekarwo sebelum menjadi gubernur, Saiful Rachman akan mudah melakukan penataan birokrasi di Pemprov Jatim. Karena ia pernah menjabat Kepala Biro Kesra, Kepala Biro Kerjasama, serta Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Jatim.

Jadi, jika ia dipasangkan dengan Yenny Wahid tentunya sangatlah tepat: Politisi-Birokrat. Keduanya akan saling melengkapi bilamana sudah menjadi pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim 2018-2023. Saiful Rachman bisa menjangkau jaringan hingga pelosok.

Yenny – Rachman bakal menjadi pasangan calon alternatif diantara rivalitas pasangan Gus Ipul – Azwar Anas dengan Khofifah – Emil Dardak. Jaringan Saiful Rachman yang berlatar birokrat dan pendidik itulah yang selama ini “mendukung” Karwo – Gus Ipul.

Perlu dicatat, seorang guru bisa membawa 100 suara pemilih. Karena, rakyat itu lebih percaya pada guru ketimbang politisi. Makanya, menjelang Pilkada Jatim 2018 ini, tampak sekali ada upaya menjegal langkah Saiful Rachman dengan beragam manuver.

***

Editor: Pepih Nugraha