Maaf, Deddy Mizwar Lebih Pas Calon Gubernur, Dedi Mulyadi Wakil Saja!

Kamis, 28 Desember 2017 | 22:24 WIB
0
446
Maaf, Deddy Mizwar Lebih Pas Calon Gubernur, Dedi Mulyadi Wakil Saja!

Maaf-maaf kate, orang Betawi bilang, meski secara proporsionalitas perolehan kursi Partai Golkar di DPRD Jawa Barat lebih besar dibanding Partai Demokrat. Tetapi, untuk menetapkan siapa pasangan bakal calon gubernur, siapa bakal calon wakilnya, tidak harus berpatokan pada perolehan kursi DPRD.

Jika berpatokan pada perolehan kursi, jelas Golkar yang memiliki 17 kursi DPRD berhak menyorong kadernya sebagai bakal calon gubernur dibanding Partai Demokrat yang memiliki kursi 12. Namun untuk strategi pemenangan, maka tidak mutlak kader harus menjadi bakal calon gubernur dan Demokrat kebagian wakilnya.

Sebagaimana diwartakan, Koalisi Sejajar yang dihasilkan Golkar-Demokrat telah melahirkan "2D" baru, yaitu pasangan Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar. Sedangkan "2D" lama sudah 30 tahun berlalu, yaitu pasangan penyanyi Deddy Dhukun dan Dian Pramana Putra yang pada tahun 1980an sangat ngetop.

[irp posts="6083" name="Dedi Mulyadi Kini Mulai Berani Melawan Ridwan Kamil"]

Pasangan "2D" baru mengagendakan untuk mendaftar ke KPU Jawa Barat pada 9 Januari 2018. Sampai saat ini belum jelas siapa calon gubernur, siapa wakilnya. Menurut Dedi Mulyadi yang Ketua DPD Golkar Jawa Barat, fokus koalisi yang dibangun bukan bagi-bagi kekuasaan, melainkan tentang kesepahaman dalam membangun Jawa Barat.

Sebagaimana diwartawakan sebelumnya, Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar resmi mengeluarkan surat keputusan dukungan untuk Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat  Dedi Mulyadi sebagai bakal calon gubernur atau wakil gubernur dalam ajang Pilkada Jabar 2018. Jelaslah dalam SK ini masih belum ditentukan apakah sebagai bakal calon gubernur atau wakil gubernur!

Mengapa Deddy "Nagabonar" Mizwar, bintang iklan sekaligus bintanh film, lebih pantas dipasang sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat dibanding Dedi Mulyadi? Jawaban sederhananya, pertama, adalah elektabilitas!

Survei Poltracking Indonesia awal Desember lalu mencatat, elektabilitas Deddy Mizwar 7,1 persen, lebih tinggi dibadning Dedi Mulyadi sebesar 4,2 persen, sementara nama-nama lain berada di bawah 2 persen. Posisi tertinggi saat itu masih dipegang Ridwan Kamil, yakni 24,2 persen.

Kedua, selain elektabilitas Deddy Mizwar lebih tinggi dibanding Dedi Mulyadi, Deddy juga bisa meraih pemilih muslim tradisional maupun muslim moderat di Jawa Barat jika dia dipasang sebagai bakal calon gubernur. Kelompok pemilih ini jelas lebih masif dibanding kelompok muslim yang bersimpati terhadap Dedi Mulyadi yang lekat dengan kebudayaan sundanya itu.

Sayangnya upaya mulia Dedi Mulyadi menjadikan Purwakarta sebagai "pusat budaya" Sunda luhung sering disalahartikan sebagian kelompok muslim di luar Purwakarta sebagai menghidupkan kebudayaan lama yang telah punah, khususnya kesan memberi tempat bagi pemeluk agama sunda wiwitan. Lawan politiknya kelak akan dengan mudah membelokkan isu kampanye ke arah SARA yang sangat sensitif.

[irp posts="6840" name="Telah Lahir 2D" Baru, Tapi Bukan Deddy Dhukun dan Dian Pramana Putra"]

Ketiga, suka atau tidak, posisi Deddy Mizwar saat ini adalah wakil gubernur Jawa Barat, sebuah jabatan yang lebih prestisius dan mencorong dibanding "sekadar" bupati yang kini disandang Dedi Mulyadi selaku Bupati Purwakarta. Ada fatsoen politik yang harus dijaga, di mana posisi wakil gubernur lebih dihormati warga Jawa Barat dibanding bupati dari "antah berantah" bagi warga Jawa Barat di luar Purwakarta.

Dengan pertimbangan inilah, Golkar harus "mengalah" meski memiliki memiliki kursi dengan selisih lebih besar dari Demokrat yang menyorong Deddy Mizwar. Pun demikian, Dedi Mulyadi pun harus berbesar hati, wong tadinya sudah akan nyebur ke laut gara-gara Golkar sempat menyorong Ridwan Kamil di bawah kepemimpinan Setya Novanto.

Baru setelah Setya tumbang dan digantikan Airlangga Hartarto, jantung Dedi Mulyadi berdegup kembali. Darahnya mengalir dan mendesir lagi untuk meraih kekuasaan lebih tinggi dari sekadar bupati yang kini sudah digenggamannya. Jadi, menjadi bakal calon wakil gubernur Jawa Barat pun sudah beruntunglah!

***