Manuver yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam proses pemilihan ketua umum Golkar baru-baru ini, sangat produktif. Harus diakui kehebatan operator politik beliau. Setidaknya di depan umum Pak Jokowi bisa menunjukkan dua pukulan mematikan sekaligus.
Pertama, Pak Jokowi menunjukkan bahwa beliaulah yang sebenarnya menguasai Golkar. Kedua, dengan gerakan yang sama, beliau sekaligus melemahkan posisi PDIP.
Pak Jokowi berhasil membuat keluarga besar Golkar datang merengek agar Airlangga Hartarto direstui menjadi ketua umum. Di sini, Pak Jokowi berhasil mempermalukan orang Golkar dengan cara mempertontonkan penghambaan para ketua DPD I se-Indonesia yang datang menjumpai Presiden di Istana Bogor, 30 November 2017.
Dalam nada bercanda saja, Pak Jokowi bisa menjadikan para ketua DPD Beringin seperti murid taman kanak-kanak. Ketika ditanya oleh Pak Jokowi apakah ada orang lain selain Airlangga yang mau dijadikan ketua Golkar, semuanya menjawan serentak “tidak ada”.
Bahkan, di depan Munaslub Golkar sendiri Pak Jokowi sengaja menceritakan adegan merengek para ketua DPD tersebut. Beliau mengatakan, “Saya layani mereka sewaktu meminta selfie satu-satu.”
Rupanya, salah satu yang dibayangkan oleh para ketua DPD Golkar itu ialah foto selfie bersama Presiden. Luar biasa cara Pak Jokowi mengecilkan sebuah partai besar yang, kata Pak Jokowi sendiri, dihuni oleh orang-orang hebat. Partai yang memiliki sekian banyak teknokrat handal.
Kemudian, manuver Presiden yang, dengan mudah, “menentukan” nakhoda Golkar itu sekaligus berdampak ke PDIP sebagai basis kekuatan politik Pak Jokowi. Di sinilah kehebatan Pak Jokowi (tentunya tak lepas dari peranan Pak LBP). Dengan menaklukkan Golkar, Pak Jokowi mengirimkan isyarat kepada PDIP tentang blok politik besar yang bisa dia kendalikan.
[irp posts="6382" name="Hati-hatilah Pak Jokowi pada Golkar, Anda Bisa Diridwankamilkan Juga!"]
Tidak berlebihan pula untuk menduga bahwa Golkar, selain mendukung Pak Jokowi untuk Pilpres 2019, juga bersedia menjadi tunggangan beliau. Jadi, kepada PDIP beliau menyampaikan pesan bahwa kalau Banteng tidak mencalonkan beliau untuk 2019, Pak Jokowi sudah memiliki blok politik baru untuk dijadikannya mitra. Sehingga, beliau sekarang sudah bisa melenyapkan stigma “petugas partai” yang selama ini disematkan di dada beliau.
Inilah cara Pak Jokowi melemahkan PDIP secara tak langsung. Sebab, dengan keluarnya jaminan dukungan Golkar untuk Pilpres 2019, beliau telah berkalkulasi bahwa dukungan Partai Beringin, PPP, Hanuran, dan Nasdem sudah lebih dari cukup untuk mempertahankan pencapresan Pak Jokowi. Tanpa dukungan PDIP, tidak masalah.
Jadi, situasinya sekarang ialah: Pohon Beringin rebah sujud di depan Pak Jokowi, sementara Banteng Hitam tak akan berdaya lagi mengancam the King of Mandailing.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews