Makna Kehadiran Presiden Jokowi di Munaslub Partai Golkar

Senin, 18 Desember 2017 | 08:51 WIB
0
391
Makna Kehadiran Presiden Jokowi di Munaslub Partai Golkar

Ketua Umum Partai Golkar yang terpilih secara aklamasi, Airlangga Hartarto, mengaku sudah mengundang Presiden Joko Widodo untuk hadir dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar, 19-20 Desember 2017. Menurut Airlangga, Jokowi bersedia hadir dan akan memberikan sambutan.

Pengakuan Airlangga dikemukakan saat menghadiri Rakornas Tiga Pilar PDIP di ICE BSD, Sabtu 16 Desember 2017. Di sela acara tersebut Airlangga tampak berbincang dengan Presiden Jokowi yang juga hadir. "Ya pembicaraan dengan Bapak (Jokowi) kan dalam konteks untuk mengundang di dalam Munas Luar Biasa. Dan insyaallah beliau hadir," kata Airlangga kepada wartawan di arena Rakornas PDIP sebagaimana dilaporkan Detik.com.

Soal posisinya sebagai Ketua Umum Golkar yang akan dikukuhkan pada Munaslub, dikaitkan dengan posisinya sebagai Menteri Perindustrian, Airlangga mengembalikan hal itu sepenuhnya kepada Presiden, sebab jabatan menteri menurutnya adalah hak prerogatif Presiden. "Semua kita kembalikan. 'Kan ini hak prerogatif," ujarnya.

[irp posts="6039" name="Gerindra Menyodok, Menyalip Partai Golkar Yang Anjlok"]

Kehadiran Presiden Jokowi untuk membuka Munaslub dan memberi sambutan dilihat dari kacamata politik adalah hal wajar untuk mendapatkan dukungan jelang Pilpres 2019. Apalagi, sebelumnya Partai Golkar di bawah ketua umum lama yang kini jadi terdakwa, Setya Novanto, mendukung Jokowi untuk kembali bertarung di Pilpres mendatang. Jokowi harus memastikan dukungan itu tetap ada dan tidak beralih ke orang lain.

Itu sebabnya ia sangat mendukung Airlangga Hartarto yang menjadi anggota kabinetnya menjadi boss besar di partai berlambang beringin rimbun ini.

Calon lain yang potensial mengalihkan dukungannya jika terpilih seperti Idrus Marham, Titiek Soeharto, Priyo Budi Santoso, Aziz Syamsudin, sudah "mengangkat bendera putih" pertanda menyerah atau setidak-tidaknya tidak melakukan perlawanan.

Sesungguhnya, Titiek Soeharto yang merupakan salah satu "pewaris biologis" Golkar yang didirikan ayahnya itu, Soeharto, sempat menunjukkan keseriusannya mengambil alih partai dengan mengundang para sesepuh Golkar ke kediamannya di Cendana beberapa waktu lalu. Namun, para pinisepuh ini sudah benar-benar sepuh dan tidak bisa berbuat banyak. Mesin politik rezim yang berkuasa terbukti lebih canggih dan bekerja efektif untuk menenggelamkan semua potensi perlawanan.

Dengan mengamankan Airlangga Hartarto yang merupakan "Golden Boy" Istana yang ditanam di Kabinet menjamin dukungan Golkar kepada Jokowi tidak akan lepas dan beralih ke lain hati. Dukungan ini sangat dibutuhkan Jokowi, sebab belum tentu PDI Perjuangan yang pada Pilpres 2014 mendukungnya tetap mendukung pada Pilpres 2019. PDI Perjuangan sebagai partai berpengalaman masih memainkan "psikologis politik" untuk tidak terburu-buru memberi dukungan.

[irp posts="5091" name="Peraturan Jokowi soal Menteri Rangkap Jabatan, Bagaimana dengan Puan?"]

Dengan Partai Golkar, Nasdem dan sejumlah partai lainnya yang mendukung Jokowi, cukup baginya maju ke Pilpres tanpa harus didukung PDI Perjuangan. Tentu saja partai berlambang banteng nyeruduk pimpinan Megawati Soekarnoputri ini ingin calon presiden yang didukungnya adalah "anak biologis partai" alias keturunan Soekarno itu sendiri, atau setidak-tidaknya calon presiden yang jika jadi Presiden RI ekornya bisa dipegang dan kepalanya tetap bisa diarahkan, bukan tipe "pembangkang".

Persoalannya, PDI Perjuangan tidak memiliki "anak biologis partai" yang bisa dijual ke publik dalam arena Pilpres yang besar, sehingga ia hati-hati dalam menyebut nama. Elektabilitas masih dipegang oleh Joko Widodo dan dalam bayangan PDI Perjuangan alangkah eloknya jika Jokowi bisa berpasangan dengan "anak biologis partai" itu. Jika deal ini tidak tercapai, pisah kongsi adalah jalan yang lumrah untuk ditempuh.

Untuk itulah penting bagi Jokowi untuk hadir di Munaslub Partai Golkar agar tetap mendapat dukungan dari partai lain. Kehadiran ini juga sekaligus sebagai isyarat dukungannya terhadap Airlangga Hartarto yang nanti balik mendukungnya sebagai calon presiden petahana pada Pilpres 2019 mendatang.

Timbal balik yang asyik.

***