Sebagian kalangan Muslim memandang, memahami dan meyakini Islam itu bukan ideologi. Islam adalah agama wahyu yang diturunkan dari langit, dari Tuhan yang Maha Tinggi. Mana mungkin disebut ideologi. Ideologi adalah pemikiran manusia di bumi yang menjadi pegangan, landasan sikap, perbuatan dan perjuangan. Agama itu sakral dan ideologi itu profan. Memandang Islam sebagai ideologi adalah desakralisasi dan reduksi dari agama.
Yang dilupakan dari pandangan itu adalah bahwa pemikiran manusia yang paling kuat dan mengakar justru adalah pemikiran dari pemahaman agama atau pemikiran yang dilandasi agama. Iya agama itu ajaran Tuhan dari langit, bukan hasil pikiran manusia. Tapi ketika bergumul dalam proses sejarah menjadi Islam historis dengan dibaca, ditafsirkan, dipahami, dikontekskan dan diamalkan, ia menjadi pemikiran yang menggerakkan.
[irp posts="5314" name="Islam sebagai Tempat Duduk"]
Maka, agama disini menjadi ideologi. Islam adalah ideologi bahkan ideologi yang paling teruji dalam sejarah yang membentuk worldview. Selalu hidup dan terus menerus hidup.
Memandang Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan dari langit dan tidak menjadi pemahaman dan inspirasi yang menggerakkan manusia di bumi justru itulah pemikiran yang mereduksi fungsi agama. Itulah sekulerisasi: memisahkan langit dan bumi, Tuhan dan manusia, agama dan sikap serta perilaku.
Agama itu harus membumi, maka muncullah istilah pribumisasi, menjadi pedoman tindakan dan dasar sikap dalam berbagai urusan di dunia.
Justru inilah proses "sakralisasi agama" yaitu mengagungkan dan mensucikan agama melalui perilaku dan sikap manusia yang agung dan luhur. Keagungan dan keluhuran agama itu bukan sebagai wahyu dan di langitnya, tapi dalam kesadaran, sikap dan praktek penganutnya dalam kehidupan.
[irp posts="5814" name="Islam, Barat, dan Terorisme"]
Ketika ajaran agama diyakini, diikuti dan dipraktikkan, maka agama menjadi hidup dan menjadi bagian dari kehidupan manusia, bukan hal yang terpisah di langit. Kalau agama hanya di langit, maka ia menjadi teks yang mati, bukan sebagai sumber ajaran dan inspirasi manusia.
Jadi, menghistoriskan agama di bumi bukanlah desakralisasi tapi itulah sakralisasi. Pengagungan melalui pengamalan akhlak dan moral agung. Disitulah pensuciannya.
Dengan pemahaman begini, maka Islam menjadi "a living religion" atau "functional ideology." Agama yang hidup, berfungsi dan bermakna. Jalan keselamatan bagi hidup manusia. Bukan hanya urusan privat di dalam rumah, kamar dan WC.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews