Islam Itu Ideologi

Sabtu, 16 Desember 2017 | 14:48 WIB
0
190
Islam Itu Ideologi

Sebagian kalangan Muslim memandang, memahami dan meyakini Islam itu bukan ideologi. Islam adalah agama wahyu yang diturunkan dari langit, dari Tuhan yang Maha Tinggi. Mana mungkin disebut ideologi. Ideologi adalah pemikiran manusia di bumi yang menjadi pegangan, landasan sikap, perbuatan dan perjuangan. Agama itu sakral dan ideologi itu profan. Memandang Islam sebagai ideologi adalah desakralisasi dan reduksi dari agama.

Yang dilupakan dari pandangan itu adalah bahwa pemikiran manusia yang paling kuat dan mengakar justru adalah pemikiran dari pemahaman agama atau pemikiran yang dilandasi agama. Iya agama itu ajaran Tuhan dari langit, bukan hasil pikiran manusia. Tapi ketika bergumul dalam proses sejarah menjadi Islam historis dengan dibaca, ditafsirkan, dipahami, dikontekskan dan diamalkan, ia menjadi pemikiran yang menggerakkan.

[irp posts="5314" name="Islam sebagai Tempat Duduk"]

Maka, agama disini menjadi ideologi. Islam adalah ideologi bahkan ideologi yang paling teruji dalam sejarah yang membentuk worldview. Selalu hidup dan terus menerus hidup.

Memandang Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan dari langit dan tidak menjadi pemahaman dan inspirasi yang menggerakkan manusia di bumi justru itulah pemikiran yang mereduksi fungsi agama. Itulah sekulerisasi: memisahkan langit dan bumi, Tuhan dan manusia, agama dan sikap serta perilaku.

Agama itu harus membumi, maka muncullah istilah pribumisasi, menjadi pedoman tindakan dan dasar sikap dalam berbagai urusan di dunia.

Justru inilah proses "sakralisasi agama" yaitu mengagungkan dan mensucikan agama melalui perilaku dan sikap manusia yang agung dan luhur. Keagungan dan keluhuran agama itu bukan sebagai wahyu dan di langitnya, tapi dalam kesadaran, sikap dan praktek penganutnya dalam kehidupan.

[irp posts="5814" name="Islam, Barat, dan Terorisme"]

Ketika ajaran agama diyakini, diikuti dan dipraktikkan, maka agama menjadi hidup dan menjadi bagian dari kehidupan manusia, bukan hal yang terpisah di langit. Kalau agama hanya di langit, maka ia menjadi teks yang mati, bukan sebagai sumber ajaran dan inspirasi manusia.

Jadi, menghistoriskan agama di bumi bukanlah desakralisasi tapi itulah sakralisasi. Pengagungan melalui pengamalan akhlak dan moral agung. Disitulah pensuciannya.

Dengan pemahaman begini, maka Islam menjadi "a living religion" atau "functional ideology." Agama yang hidup, berfungsi dan bermakna. Jalan keselamatan bagi hidup manusia. Bukan hanya urusan privat di dalam rumah, kamar dan WC.

***