Banjir dan Kritik Konstruktif

Selasa, 12 Desember 2017 | 14:36 WIB
0
501
Banjir dan Kritik Konstruktif

Beberapa kenyinyiran pembenci Anies-Sandi bermunculan dengan meme-meme yang garing dan gak lucu. "Yang penting se-iman walaupun kebanjiran" dan lain-lain. Gak ngerti juga apa kaitannya iman dengan banjir.

Lalu ada pesan WA, yang intinya menyatakan, banjir kemaren karena ada 4 pompa mati dari 6 pompa dan sudah belangsung selama 8 minggu. Laporan pompa mati sudah dilaporkan ke pejabat terkait namun tidak direspon sehingga berdampak pada banjir di beberapa wilayah Jakarta Selatan dan sekitarnya. Pak Anies marah, meminta Kepala Dinas terkait untuk segera menyikapi kelalaian ini.

Menyimak penjelasan diatas, ada 2 hal penting yang menjadi perhatian. 1. Kontrol atau pengawasan intern birokrasi dilingkungan Pemda DKI. 2. Peningkatan pengawasan lingkungan rentan bencana.

1. Kontrol dan pengawasan birokrasi memang seharusnya sesuai SOP, namun untuk beberapa bagian fungsi pengawasan harus dibawah Gubernur/Wakil Gubernur. Seperti pengawasan orang lapangan yang berfungsi menyidak peralatan penanggulangan banjir.

Selain dilaporkan ke pimpinan di atasnya, sebaiknya laporan diteruskan ke Gubernur yang berperan sebagai pengawas. Minimal informasi "failed" instrumen lapangan dapat diketahui dan bisa mengambil kebijakan dengan cepat. SOP pelaporan ini seharusnya bisa dimediasikan dengan penerapan teknologi informasi.

2. Selain memberdayakan mesin birokrasi organisasi di Pemda DKI, sebaiknya mulailah menerapkan konsep Smart City. Dimana beberapa kondisi lingkungan di wilayah Pemda DKI dipasang alat Electronic Controller. Setiap peralatan yang mengalami gagal fungsi langsung sampai ke Dashboard Gubernur dan Wakil Gubernur. Teknologi seperti ini, sekarang sangat mudah.

Banyak instrument kontrol mampu memberikan informasi saat itu juga. Semua aktifitas perangkat dapat di monitor jarak jauh melalui jaringan komunikasi data. Sehingga sebelum terjadi siklus cuaca atau kondisi extra, Gubernur dapat segera menyikapi dan mempersiapkan organisasi di bawahnya untuk segera bergerak me-recovery bahkan mengantipasi dampak sebelum bencana terjadi.

[irp posts="5296" name="Partai Politik di Jakarta Bakal Tambah Kaya Berkat Anies Baswedan"]

Saya kira mulailah mengkritik dengan konstruktif, dan jika mampu berikan solusi dan argumentasi. Dan belajarlah untuk tidak mengikuti dari kebiasaan buruk Gubernur sebelumnya, di mana kegagalan dalam memberikan layanan malah mengkambinghitamkan pihak lain, tanpa mau intropeksi diri.

Selain dari itu, mengkritik dengan nyinyir dikaitkan keagamaan malah semakin menjijikan, jauh dari kapasitas intelektual dan hanya mempertontonkan kebodohan yang paling dalam.

**