Menyerah. Lambaikan Tangan.
Itulah yang terbaca dari sejumlah media online saat mengabarkan Ketua DPR Setya Novanto yang juga Ketua Umum Partai Golkar akhirnya mundur dari jabatan sebagai Ketua DPR sekaligus Ketua Umum Partai Golkar.
Artinya, Novanto telah menyerah dari perjuangan panjang dan berliku yang selama ini dipertahankannya dengan segala macam cara. Katanya, dalam surat yang ditunjukkan kepada Fraksi Golkar itu dia kuga memberikan rekomendasi kepada Aziz Syamsuddin untuk menggantikan posisi dirinya sebagai Ketua DPR.
"Memang sudah ada pemberitahuan secara tidak resmi bahwa memang betul bahwa ada surat putusan dari Ketua Umum Setya Novanto menunjuk saudara Aziz," kata Ketua Koordinator Bidang Kesejahteraan Masyarakat DPP Partai Golkar Roem Kono seperti dikutip Kompas.com, Sabtu 9 Desember 2017 kemarin.
[irp posts="5275" name="Sekali Lagi, Kekuatan Negara Diuji Melalui Kasus Setya Novanto"]
Roem mengatakan, DPP Partai Golkar akan terlebih dulu membicarakan surat tersebut dalam rapat pleno Golkar pekan depan dalam agenda Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
Selain kepada Roem, surat pengunduran diri Novanto juga telah disampaikan kepada Ketua Fraksi Golkar Robert Kardinal, sehari sebelumnya, yakni Jumat 8 Desember 2017 dalam sebuah pertemuan dengan sejumlah fraksi di DPR.
Sementara, anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani membenarkan pengunduran diri Novanto. Saat itu, kata dia, dirinya hadir dalam pertemuan tersebut, yang berlangsung di Lantai 12 Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, yang tak lain adalah lantai Fraksi Golkar.
Arsul mengatakan, dalam pertemuan tersebut, Ketua Fraksi Golkar Robert Kardinal menyampaikan perihal pengunduran diri Novanto sbeagai Ketua DPR sekaligus menunjuk Azis Syamsuddin sebagai pengganti Ketua DPR yang baru.
"Cuma dikasih info bahwa Pak Nov mundur, Golkar usulkan Aziz. Sudah cuma itu," kata Arsul melalui pesan singkat, Sabtu, pada hari yang sama.
[irp posts="4986" name="Setya Novanto dan Jam Tangan Richard Mille Seharga Rp1,3 Miliar"]
Selain itu, Arsul juga membantah tudingan miring terkait beredarnya isu bahwa penunjukkan Azis sebagai pengganti Novanto atas permintaan Partai Golkar sendiri.
Dalam pertemuan itu, kata dia, Arsul mengaku ia bersama Sekretaris Fraksi PKB Cucun Ahmad Syamsurijal hanya ikut, dan tidak tidak ada permintaan seperti isu yang beredar. "Tidak sejauh itu sampai meminta agar mendukung Pak Azis Syamsuddin," ujar Arsul.
Jadi, sebut Arsul, pertemuan itu sedianya tidak direncanakan. Secara tak sengaja dirinya mengaku bertemu Robert setelah melaksanakan shalat Jumat di Masjid DPR RI. Jika pun misalnya Golkar ingin meminta dukungan, tambah dia, pasti akan ada acara formal dalam forum Badan Musyawarah (Bamus) atau sejenisnya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews