Meneropong Pilkada DKI Jakarta Jilid II di Jawa Barat

Jumat, 8 Desember 2017 | 16:33 WIB
0
103
Meneropong Pilkada DKI Jakarta Jilid II di Jawa Barat

Kita terawang konstelasi Cagub dan Cawagub Jawa Barat 2018. Setelah kekalahan Ahok di Jakarta, koalisi yang dipimpin PDIP sepertinya megalami "kegalauan" atau pura-pura galau.

Setidaknya ada 3 kelompok yang sudah menentukan pasangan sementara.

Pasangan Pertama: Dedy Mulyadi (ketua DPD Golkar Jabar) dengan Puti Sukarno (PDIP). Inilah pasangan yang bermain di luar skenario partai. Ketua partai malah nyebrang ke partai lain.

Pasangan Kedua: Ridwan Kamil pasangannya belum ketahuan. Tapi RK sudah di usung oleh Golkar rezim Setnov, sementara posisi papah tidak jelas, bisa saja di munaslubkan dan pencalonannya dari Golkar jadi batal. Nasdem selalu curi start mencalonkan Ridwan Kamil, parameternya yang penting lagi ngartis. Maklumin aja karena lagi cari massa, kalau tidak bisa terancam tidak ada yang milih karena minus kader. Jadi pencalonan RK belum bisa dipastikan, dan bisa jadi RK gagal Bakal Calon dari partai manapun. Gigit jari RK karena sudah banyak keluarkan uang buat mesin politiknya.

Pasangan Ketiga Dedy Mizwar di pasangkan Saikhu dari PKS. Deddy Mizwar dicalonkan oleh Demokrat. Jelas sekali Demokrat selalu menggunakan fatsun yang sudah dijalankan selama ini, yaitu cari aman. Dengan menarik Deddy Mizwar dan berkolaborasi dengan PKS, nama Demokrat sedikit terbilas karena dukungan mereka saat pengesahan UU Parpol di DPR kemaren. Sementara PKS saat ini seperti si bungsu, duduk manis saja bakal banyak yang minang. Sama halnya dengan Gerindra.

Pasangan Keempat: Gerindra dengan (belum ketahuan). Cara pikir partai Gerindra seperti perang gerilya. Serangan mendadak dan mematikan, dan ini sudah dilakukan saat Pilkada DKI kemaren. Penentuan calon unpredictable, bahkan kadang calon yang muncul di luar perkiaraan.

Sepertinya jika melihat manuver Gerindra selama ini, partai ini akan kembali dengan konco lamanya yakni PKS, namun dengan format yang baru. Bisa jadi Saikhu dijadikan Ketua Tim Sukses, sama halnya Mardani Ali Sera di Jakarta. Padahal Mardani sudah ditimang-timang yang akan dimajukan oleh PKS. Tapi nyatanya Anies-Sandi.

Melihat peta di atas, jumlah pasangan paling banyak 3, sama seperti di DKI. Deddy/Ridwan Kamil berpasangan dari PDIP. Lalu Deddy Mizwar berpasangan dengan koalisi tradisional Cikeas. Dan yang ketiga pasangan Gerindra PKS, yang bisa jadi bukan orang partai dari kedua partai tersebut.

Kalo Ridwan Kamil yang dipilih dan Deddy Mulyadi menjadi wakil, ini sama saja Pilkada DKI Jilid II. Cuman ketegangannya tidak sekeras super Pilkada DKI 2017. Kalo di DKI yang diperebutkan gengsi dan potensi ekonomi, sementara di Jawa Barat yang diperebut potensi suara yang besar, sebagai modal 2019. Istana pasti turun dalam cawean ini.

***