Badai Indonesia Dinamai Bunga, tapi Akibatnya Tak Seindah Namanya

Minggu, 3 Desember 2017 | 09:30 WIB
0
217
Badai Indonesia Dinamai Bunga, tapi Akibatnya Tak Seindah Namanya

Belakangan cuaca di beberapa daerah di Indonesia ekstrim banget ya. Angin kencang disertai hujan sering terjadi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memperingati masyarakat Banten hingga Bali untuk waspada. Hingga hari ini, hujan dan angin kencang masih berpotensi terjadi hingga beberapa hari ke depan. Namun, cuaca ekstrim tersebut disebabkan oleh Siklon Tropis Dahlia.

"Siklon Tropis Dahlia memberikan dampak berbagai macam di sejumlah wilayah. Dia menyebabkan, hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali. Kemudian, hujan tersebut bisa disertai angin kencang dengan kekuatan lebih dari 20 knot di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian barat dan selatan," urai Dwikorita di Stasiun Klimatologi BMKG DIY, Jumat, 1 Desember malam seperti yang dikutip Merdeka.com.

Siklon Tropis Dahlia juga berdampak di perairan barat Kepulauan Mentawai hingga Bengkulu, laut Jawa bagian tengah, dan perairan utara Jawa Tengah, gelombang bisa mencapai 2,5-4 meter. Sementara gelombang 4-6 meter di perairan selatan Banten hingga Jawa Tengah, serta gelombang dengan ketinggian 6 hingga 7 meter di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah hingga Jawa Timur.

Tidak cuma itu, BMKG Jumat kemarin juga merekam adanya dua bibit Siklon Tropis selain Dahlia, ialah bibit siklon tropis 93W dan 97S. Dua bibit siklon tropis ini terpantau di Laut Andaman dan Samudera Hindia.

Bibit Siklon Tropis 93W yang terpantai di Laut Andaman atau sebelah Utara Aceh bergerak menjauhi Indonesia ke arah Timur. Sementara Siklon Tropis 97S yang berada di Samudera Hindia atau dekat NTT dan bergerak ke arah Barat Daya menjauhi Indonesia. Keduanya bergerak menuju arah perairan Australia. Sehingga dalam 24 jam sejak saat terpantau BMKG diperkirakan insentitasnya akan meningkat.

Jika diperhatikan, cuaca ekstrim ini terjadi sejak awal pekan lalu. Saat itu cuaca ekstrim terjadi akibat Siklon Tropis Cempaka yang terdeteksi BMKG pada Senin, 27 November 2017. Adapun dampak dari Siklon Tropis Cempaka ini berpotensi menyebabkan angin kencang hingga 30 knot di wilayah seperti Kepulauan Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,  Yogyakarta, Laut Jawa, Selat Sunda bagian Utara, Perairan Utara Jawa Timur.

Potensi angin kencang itu juga hingga Kepulauan Kangean, Laut Sumbawa, Selat Bali hingga Selat Alas, Selat Lombok bagian Selatan dan Perairan Selatan Bali hingga Pulau Sumba.

Selain angin kencang, Siklon Tropis Cempaka juga berpotensi menimbulkan gelombang tinggi antara 2,5–6 meter di perairan selatan Jawa Timur,  Laut Jawa bagian timur, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudera Hindia Barat Bengkulu, hingga Selatan Jawa Tengah.

Akibatnya, banjir dan tanah longsong terjadi di beberapa wilayah. Sejumlah penerbangan juga terganggu oleh angin kencang. Gelombang tinggi juga menyebabkan kapal-kapal sulit berlayar. Ternyata Siklon Tropis atau badai ini tidak seindah namanya.

Katanya Siklon Tropis Cempaka sudah memakan 19 korban jiwa sebab banjir, longsor, dan angin puting beliung yang terjadi. Setelah Cempaka bergerak menjauh, Siklon Tropis Dahlia datang, dan dua bibit badai juga seolah 'bermain-main' di daerah Indonesia.

Pemberian nama bunga untuk nama badai di Indonesia bukan sebab lelucon atau sembarangan saja. Tentu ada filosofinya. BMKG sudah sepakat untuk pemberian nama badai diambil berdasarkan alfabet dan dari nama bunga. Dari Word Meteorological Organization (WMO) sendiri membebaskan pemberian nama badai, yang tidak boleh hanyalah memberikan nama yang sama dalam kurun waktu tertentu.

Dikutip dari Tempo.co, Siklon Tropis Cempaka ini siklon ketiga. Sehingga diberi nama Cempaka, karena huruf dalam alfabet ketiga adalah 'C'. Sebelumnya sudah ada siklon tropis Anggrek di perairan barat Sumatera (30 Oktober-4 November 2010), dan Bakung di perairan barat daya Sumatra (11-13 Desember 2014). Sebelum ditetapkan menggunakan nama bunga, pernah ada badai Durga di perairan barat daya Bengkulu (22-25 April 2008).

Nama bunga dipilih melalui kajian mendalam sesuai dengan filosofi budaya bangsa yang luhur. Tujuannya mulia, agar siklon tropis yang muncul di negeri ini tidak dianggap sebagai sesuatu yang buruk. Nama bunga diberikan agar tidak menimbulkan ketakutan dan sesuatu yang menyeramkan. Kalau nama badainya Anggrek, Bakung, Cempaka, Dahlia pasti yang terpikir dalam pikiran adalah keindahan, padahal itu sangat menyeramkan.

Berbeda dengan Amerika Serikat yang memilih memberi nama orang untuk badai mereka. Ada badai Jose, Irma, Irene, Emily, dan sebagainya. Jika Indonesia ikut-ikutan menetapkan nama badainya dengan nama orang, wah bisa jadi lelucon juga itu.

***