Semua orang juga tahu bahwa Gerindra dan PKS selalu mesra. Koalisi Gerindra-PKS tetap satu sejak sepakat membangun rumah tangga Koalisi Merah Putih. Meskipun tinggal berdua, Gerindra dan PKS masih mempertahankan rumah tangganya sampai kepastian Pemilu 2019.
Akan tetapi, muncul kabar pisah ranjang antara Gerindra dan PKS. Kabar ini terkait masalah teknis calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilgub Jawa Barat tahun 2018. Apa bener nih pisah ranjang di Jabar?
Tapi, yang namanya pasangan. Selalu ada bumbu konflik kecil. Masalah adalah bumbu penyedap rasa. Mengingat kemesraan PKS dengan Gerindra yang sudah mengakar. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera ( PKS), Mardani Ali Sera, masih berusaha untuk mempertahankan rumah tangga Koalisi Merah Putih di Jawa Barat.
[irp posts="2742" name="Sulitnya Deddy Mizwar Mencari Pasangan, PKS dengan Gerindra Konflik"]
Kata Mardani , PKS masih menunggu partai Gerindra. Menunggu waktu sebentar tidak masalah bagi PKS. Semua demi perjuangan pemenangan pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu di pemilihan gubernur Jawa Barat 2018.
PKS sudah menyatakan dukungan bersama Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN). Pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu diharapkan mendapatkan dukungan gerindra. Jadi, jangan sampai ada kata perpisahan politik di Koalisi Merah Putih Jawa Barat.
"Kita lagi menunggu Gerindra. Kita pengin tidak meninggalkan Gerindra," ujar Mardani ketika hadir dalam kegiatan Tausyiah Kebangsaan di lapangan Monumen Nasional (Monas), Minggu malam 26 November 2017.
Kata Mardani, dari awal PKS dan Gerindra itu bagaikan backbone (tulang punggung). Luar biasa, hubungan ini sudah menyatu bagaikan tulang belakang.
"Gerindra masih ada satu hal yang pengin dibereskan, kita kasih waktu," ujar Mardani.
Menunggu adalah pekerjaan yang membosankan. Tetapi demi menyatukan kembali hubungan baik dan kemesraan. Koalisi Merah Putih berharap bisa rukun. Namun, Mardani tetap memberikan batas waktu kepada Gerindra.
Batas waktu tersebut harus jelas. Apakah bergabung atau tidak untuk mendukung Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu. Dan awal Desember sebagai waktu penentuan hubungan Gerindra dan PKS di Jawa Barat.
"Kami sih berharap Desember ini pekan pertama sudah ada deklarasi," ungkap Mardani.
Gerindra menjawab
Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat, Mulyadi, menegaskan menolak pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu. Padahal tiga partai sudah siap mendukung pasangan DEMIZ sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilgub Jawa Barat 2018.
[irp posts="2765" name="Gerindra-PKS Berjodoh di Jabar, Prabowo Ingin Ulang Sukses Pilkada DKI"]
Meskipun PAN, Demokrat dan PKS sudah bersepakat. Namun, DPD Gerindra Jawa Barat tetap menolak bergabung. Bagi Mulyadi, kerja partai sesuai arahan ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Semua tinggal menunggu jawaban dari Parbowo. Sang Pendiri Koalisi Merah Putih harus turun. Prabowo wajib menyatukan rumah tangga antara Gerindra dan PKS di Jawa Barat. Agar Pilkada 2018 tidak membawa retak berkepanjangan.
Apabila, Prabowo merestui perpisahan ranjang antara PKS dengan Gerindra hanya karena persoalan sepele, bisa dibayangkan rumah tangga Koalisi merah Putih di berbagai daerah akan rusak.
Maka, Jawa Barat adalah ujian bagi kemesraan duo sejoli, Gerindra dan PKS.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews