Meningkatnya letusan dengan semburan asap dan abu vulkanik hingga 3.400 meter dari kawah Gunung Agung di Desa Datah, Karangasem, Bali, Senin 27 November 2017 mengakibatkan ditutupnya sejumlah penerbangan di daerah itu. Semburan asap dan abu vulkanik tersebut telah dinaikkan dari level siaga ke level awas.
Pelaksana Harian Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia Hengki Heriandono mengatakan, 88 penerbangan domestik dan internasional dari dan ke Bali menyusul penerbitan informasi operasi penerbangan dari Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI/AirNav Indonesia) mengenai sebaran abu vulkanik Gunung Agung di Bali yang membuat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Senin pagi menutup operasi selama 24 jam sampai Selasa 28 November 2017.
“Terkait dampak dari potensi sebaran abu vulkanik Gunung Agung, Bali, maka sejumlah 88 penerbangan Garuda Indonesia untuk tujuan dari dan ke Lombok pada hari ini dibatalkan," kata dia dalam keterangan tertulisnya di Serang, Banten, Senin 27 November 2017.
Dia mengatakan, karena situasi tersebut maka pihaknya memberlakukan kebijakan pembebasan biaya pembatalan, pemesanan kembali, pengembalian tiket dan biaya adminitrasi bagi para penumpang yang telah memilki penerbangan dari dan ke Lombok.
“Kita tentu akan terus memonitor situasi dan perkembangan berkaitan dengan aktivitas Gunung Agung tersebut, khususnya aktivitas sebaran abu vulkanik yang dapat mengganggu keselamatan penerbangan. Selain itu, penerbangan dari dan menuju Lombok akan dilayani kembali setelah sebaran abu normal kembali,” kata dia.
Karenanya, ia meminta kepada para penumpang untuk memperbaharui nomor kontak atau alamat e-mail yang telah terdaftar sebelumnya, untuk mempermudah pihaknya menghubungi penumpang jika ada perubahan dalam jadwal penerbangan.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan, sejumlah bandara di Jawa Timur siap memfasilitasi dan menjadi bandara altenrnatif setelah Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup akibat erupsi Gunung Agung, Bali.
“Secara infrastruktur siap, tapi semuanya adalah wewenang pengelola bandara, dalam hal ini Angkasa Pura,” kata dia di Jawa Timur seperti dilansir Antaranews.com, Senin.
Dia mengatakan, adapun bandara yang telah dipersiapkan pihaknya yakni, Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang, Bandara Blimbingsari di Banyuwangi dan lainnya.
Menurut Gus Ipul, bandara di Surabaya akan siap melayani penerbangan ke Bali atau sejumlah daerah lainnya jika di Ngurah Rai tak bisa dilandasi, dengan catatan telah diizinkan oleh pihak berwenang.
Dia juga mengatakan, pihaknya dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim juga siap mengirimkan bantuan dan relawan untuk membantu pengungsi. “Termasuk masker untuk masyarakat menghindari debu yang dihasilkan akibat erupsi sekaligus mencegah terjangkitnya penyakit,” kata Gus Ipul.
Sementara, Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), I Gede Suantika telah memberikan pemberitahuan terkait status Gunung Agung dari level tiga (siaga) menjadi naik ke level empat (awas) pada Senin, pukul 06.00 WITA.
“Status ini kami naikkan karena melihat dari tingkat erupsi Gunung Agung saat ini meningkat dari fase freatik menjadi magmatik, sejak teramati adanya sinar merah di puncak gunung setinggil 3.142 mdpl ini pada Minggu 26 November 2017 malam, pukul 21.00 WITA," kata dia.
Gede menjelaskan, erupsi dari fase freatik ke magmatik memicu kepulan abu tebal yang terus menerus terjadi hingga mencapai ketinggian 2.000-3.400 meter dari puncak Gunung Agung disertai erupsi eksposif dan menimbulkan suara dentuman lemah pada radius 12 kilometer. Hal tersebut, kata dia, menandakan potensi letusan lebih besar.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews