Reuni Akbar Peringatan Aksi Bela Islam 212 kian gencar ditiupkan. Diperkirakan jutaan umat Islam dari seluruh Indonesia akan berkumpul di Monas, Jakarta Pusat pada 2 Desember nanti.
Semuanya hadir dan melebur guna mengenang tragedi kejahatan penistaan Al Qur'an yang dilakukan oleh narapidana Basuki Tjahja Purnama alias Ahok, serta menyuarakan perlawanan terhadap segala bentuk kriminalisasi ulama.
Konsolidasi umat dipastikan berjalan damai dan tertib. Tidak ada huru-hara yang bertujuan untuk menggulingkan atau mendesak presiden Jokowi turun dari kekuasaan. Kecuali dipicu oleh faktor situasional, tapi sejauh ini tidak ada indikasi ke arah itu.
[irp posts="2162" name="Misteri JK-Wiranto dan Isu Makar Jelang Demo 212"]
Jadi sangat lucu bila jelang Reuni Akbar 212, para loyalis Jokowi-Ahok panik dan gencar menyebarkan fitnah. Perilaku demikian menunjukan mereka sangat intoleran dan anti Islam.
Mereka lupa bahwa Jokowi dan JK juga alumni Aksi Bela Islam 212 karena ikut bertakbir dan sholat Jumat bersama jutaan umat di Monas. Kebersamaan itu membuahkan Ahok kalah dan masuk penjara.
Selain itu gubernur dan wakil gubernur DKI telah bersinergi dengan panitia Reuni 212. Wajar bila kedua tokoh Islam itu berdiri garda terdepan, toh tidak ada satupan aturan melarang mereka terlibat aksi moral.
Tak hanya itu, para alumni Aksi Bela Islam dipastikan akan membonceng Prabowo Subianto, Yusril Ihza Mahendera, Amien Rais, Hidayat Nur Wahid serta sejumlah tokoh nasional, ustad dan para ulama.
Ini merupakan momentum strategis untuk mencetuskan deklarasi umat Islam menolak proyek Reklamasi serta mengutuk keras segala bentuk ketidakadilan terhadap rakyat.
[irp posts="2212" name=" Penumpang Terang" Aksi Damai 212 Itu Bernama Jokowi"]
Kalau tujuaannya demikian mestinya Jokowi dan Jusuf Kalla harus hadiri Reuni Akbar 212. Sehingga tidak dituding sebagai penyokong penista agama dan kacung konglomerat taipan.
Kita berharap Reuni Akbar 212 berjalan damai dan terus digemakan setiap tahun. Sehingga memperkuat dan membangkitkan potensi umat dalam menghadapi aneka problem krusial di negeri ini.
Kalau dituduh aksi Reuni Akbar 212 adalah gerakan politik untuk tujuan menghadapi Pilpres 2019, silakan saja. Tak usah ditanggapi.
Sudah tau kok, suara sinis itu datang dari sikap frustasi kelompok sakit hati yang kalah di Pilgub DKI dan tidak rela Ahok masuk penjara karena telah berakibat citra dan elektabilitas Jokowi kian anjlok.
Faizal Assegaf, Ketua Progres 98
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews