Khofifah Diundang SBY ke Cikeas, Akan Dijodohkan dengan Emil Dardak?

Rabu, 22 November 2017 | 06:16 WIB
0
465
Khofifah Diundang SBY ke Cikeas, Akan Dijodohkan dengan Emil Dardak?

Sejak Selasa, 21 November 2017, beredar foto Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Soekarwo, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Calon Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Trenggalek Emil Elstianto Dardak.

Bahkan, Detiknews.com menulis, Partai Demokrat (PD) telah membuat keputusan final soal Pilkada Jatim 2018. PD resmi mengusung duet Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak. Itu tercermin dari foto penyerahan map yang diduga berisi surat rekomendasi kepada Khofifah dan Emil.

Foto yang beredar memperlihatkan Soekarwo bersama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu di perpustakaan di kediaman SBY di Cikeas, Bogor, Jawa Barat. Keduanya berpose bersama Khofifah dan Emil berpose bersama. Khofifah dan Emil memegang map berlambang bendera PD. Keempatnya tersenyum.

Meski foto tersebut diakui memang benar adanya, namun hingga tulisan ini dibuat, belum ada satu pernyataan resmi dari SBY soal “apa isi map” ini. Jika memang benar rekomendasi atas Khofifah-Emil yang sudah ditetapkan SBY, ini jelas menyalahi “etika politik”.

Karena, sebelum menetapkan pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur, seharusnya SBY selaku “tuan rumah” mengundang parpol pengusung lainnya. Hal ini yang sudah pernah dilakukan SBY ketika Pilkada DKI Jakarta pada 2016 lalu.

[caption id="attachment_4408" align="alignleft" width="480"] Emil Dardak dan Khofifah (Foto: Youtube)[/caption]

Kala itu, sebelum menetapkan pasangan balon, SBY mengundang Koalisi Cikeas yang terdiri dari PD, PKB, PPP, dan PAN, akhirnya memutuskan mengusung Agus Yudhoyono-Sylviana Murni, Jumat 23 September 2016 dinihari, seperti ditulis Kompas.com.

Namun, untuk Pilkada Jatim 2018 nanti, undangan kepada partai pengusung dan pendukung Khofifah, seperti Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Hanura ini tak dilakukan SBY. Tak ada pernyataan resmi PD.

Bahkan, ketika PepNews mencoba hubungi ajudan Gubernur Soekarwo, tak dijawab juga meski ia meminta supaya lewat SMS saja. Satu-satunya yang bisa dikonfirmasi perihal pertemuan dan foto itu hanyalah staf khusus Khofifah, Ari Kusuma.

Ari Kusuma membenarkan soal adanya pertemuan dengan SBY di kediamannya, Selasa siang 21 November 2017. Tapi, ia mengaku belum tahu soal foto itu. “Saya belum cek itu foto kapan, tapi saya dengar memang ada rencana pertemuan tadi siang. Saya belum dapat update detailnya,” jawab Ari Kusuma melalui WA-nya kepada PepNews.com.

Ketua DPP Bidang Komunikasi PD Imelda Sari membenarkan ada pembahasan soal Pilkada 2018 di Cikeas pada hari yang sama sebagaimana disebutkan sejumlah media. “Ya benar hari ini ada Majelis Tinggi Partai bersidang di Cikeas untuk 17 pilgub,” ujarnya.

Menariknya, bersamaan dengan agenda tersebut, ternyata Khofifah dan sebagian anggota Tim 17, antara lain KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) dan KH Asep Saifuddin Chalim, turut hadir dan berfoto bersama Soekarwo, Emil Dardak, dan SBY.

Gus Sholah sendiri saat dihubungi via telepon maupun WA, tak juga menjawab. Padahal, biasanya pengasuh Ponpes Tebuireng Jombang ini menjawab setiap kali saya telepon atau WA. Mungkinkah karena Tim 17 merasa “dijebak” Soekarwo?

Sumber PepNews.com di Istana menyebutkan bahwa dua nama itu adalah seorang bupati dan seorang birokrat. Dan, terakhir, nama bupati itu dicoret, sehingga tinggal nama birokrat dari Pemprov Jawa Timur yang sedang cuti menjalankan ibadah sunah di Tanah Suci.

Rupanya, momen inilah yang dimanfaatkan Karwo untuk mengubah konstelasi politik dan mempecundangi anak buahnya yang sedang cuti ibadah tersebut. Bisa dikatakan ini langkah zig zag politik Karwo karena sebelumnya banyak nama yang disebut-sebut akan “dijodohkan” dengan Khofifah sebagai bacawagub yang didukung PD, tapi belum juga dipertemukan berdua di hadapan SBY.

Padahal, dari beberapa nama yang disodorkan, hasil survei internal DPP PD, nama birokrat ini menempati urutan teratas, barulah disusul nama-nama bupati dan mantan bupati. Jadi, “Jelas, yang main ini Soekarwo. Padahal, Tim 17 juga punya kecenderungan positif dengan figur birokrat ini,” lanjut sumber di Istana tadi.

[irp posts="3810" name="Mengapa Soekarwo Ngotot Ajukan Emil Dardak dan Ipong Muchlissoni?"]

Jika memang benar SBY sudah mengeluarkan rekomendasi untuk pasangan Khofifah-Emil, tentunya Khofifah masih harus mendapatan “persetujuan” dari parpol koalisi yang lainnya. Apalagi, belakangan Nasdem ngotot mengajukan Hasan Aminuddin, mantan Bupati Probolinggo yang kini anggota DPR dari Nasdem.

“Pertemuan Koramil (Khofifah-Emil) kemarin tidak dihadiri Ketum parpol lainnya. Ini beda kasusnya dengan AHY-Sylvi yang dihadiri semua Ketum parpol dan Sekjennya. Jadi, bisa dikatakan, Demokrat ingin mendikte parpol-parpol lainnya,” jelas sumber PepNews.com.

Manuver Karwo dengan “kawin paksa” ini tentunya justru bisa menghambat Khofifah untuk memenangkan pertarungan melawan pasangan Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.

Bahkan, manuver Karwo ini jelas akan melemahkan potensi kekuatan suara Khofifah sendiri nantinya. Sebab, faktor figur Emil Dardak yang lebih dikenal sebagai kader PDIP ketimbang yang “gagal dipilih” sebagai pendamping Gus Ipul sebelum Azwar Anas.

Apapun langkah dan manuver Karwo, sampai sekarang ini ia masih terikat “Perjanjian Lirboyo” dengan Gus Ipul yang antara lain isinya ada kewajiban Soekarwo untuk membantu menjadikan Gus Ipul sebagai Gubernur Jawa Timur setelah Soekarwo.

Yang patut dipertanyakan pula adalah mengapa SBY tidak mengundang parpol koalisi dan tidak sekaligus dilaksanakan deklarasi? Karena Jatim juga paling punya nilai strategis seperti DKI Jakarta dan ini di luar kelaziman. Bisa disebut, inilah bentuk inkonsistensi SBY.

Ini beda halnya dengan PDIP yang sekaligus mendeklarasikan Gus Ipul-Azwar Anas, seperti halnya mereka mendeklarasikan pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Badja).

Gus Sholah saksi rekom

Mengutip Kompas.com, Khofifah yang masih menjabat Menteri Sosial itu, malamnya segera  menemui parpol pendukungnya terkait rencana maju sebagai calon gubernur dalam Pilkada Jatim 2018. Hal itu diakui Ketua Tim 9 Gus Sholah, di Jakarta.

[irp posts="3861" name="Pertama Kalinya, Khofifah dan Calon Pasangannya Tampil Bersama"]

Selasa malam Khofifah mengomunikasikan pilihannya tersebut ke Golkar, PPP, Hanura, dan NasDem. “Dikomunikasikan dengan partai-partai pendukung lain. Malam ini akan ketemu dengan partai lain,” kata Gus Sholah.

Selasa pagi DPP PD telah menandatangani surat rekomendasi dukungannya untuk Khofifah dan Emil Dardak untuk Pilkada Jatim 2018. Penyerahan surat rekomendasi tersebut digelar di Cikeas, Bogor, Jawa Barat.

“Sudah tadi pagi ditandatangani surat rekomendasi. Saya juga tadi hadir di Cikeas bersama sejumlah kiai mengantarkan Bu Khofifah dan Pak Emil Dardak,” kata Gus Sholah.

Melihat statement ini, itu pertanda PD memang ingin memaksakan Khofifah-Emil Dardak.

"Tambah hancur, yang sukses tetap Pakde (Karwo)," kritik seorang Ustad yang kenal dekat dengan Gus Ipul.

***