Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) periode 2017-2022 termasuk aktif ber-media sosial. Akun Facebook Bawaslu, baik anggota dan lembaga suka berbagi. Semuanya di bagi ke publik, kegiatan, jalan-jalan dan pengumuman. Bawaslu seakan tidak mau ketinggalan aktivitas medsos. Semua dibagi, semua dikabarkan.
PepNews mencoba intip satu persatu status Facebook anggota Bawaslu. Mau tahu apa saja aktivitas medsos mereka? Ini laporan santainya:
Mulai dengan mengintip akun Facebook Abhan Misbah, Ketua Bawaslu RI. Abhan menggunakan nama Facebook dengan Abhan Misbah. Sepertinya jabatan ketua Bawaslu menertibkan diri Abhan untuk bermedsos. Sebagaimana Ketua KPU RI Arif Budiman, Abhan jarang membagi status baru di Facebook.
Selain Abhan, Peps juga kesulitan melihat status Ratna Dewi Pitalolo. Mantan aktifis HMI-wati asal Palu ini tidak berkenan dalam menyebarluaskan aktivitasnya. Atau sekedar turut berkomentar dalam perdebatan Facebook ala “kids zaman now”.
[irp posts="3001" name="Bagaimana Mengubah “Noise” di Media Sosial Menjadi “Voice”?"]
Fritz Edward Siregar Mantan Dosen Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI) Jentera pun mengurangi aktivitas Facebook. Terakhir Fritz membagikan foto dengan keterangan “Pak Ketua muncul juga. 7 jam sebelum penutupan pendaftaran Calon Peserta Pemilu 2019”. Status ini adalah satu satu saksi perlawanan Bawaslu kepada KPU terkait pendaftaran partai politik peserta pemilu 2019.
Selain di Facebook, Peps melihat akun instagram @fritzsiregar. Terlihat Fritz membagikan vidio kereta api ke Jember. Ada apa dengan Jember? Di sana, Fritz menghadiri acara Konfrensi Nasional Hukum Tata Negara ke-Empat. Hal ini wajar saja, mengingat Fritz memiliki hubungan dekat dengan para Alumni KNHTN I, II, dan III.
Fritz juga dikenal dekat dengan para akademisi muda Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO), lembaga binaan Saldi Isra yang sekarang menjabat sebagai Hakim Konstitusi.
Peps kemudian melihat status-status dari Rahmat Badja, Komisioner Bawaslu. Di Facebook, Rahmat Badja terlihat menghadiri acara Latihan Kader III Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Jabodatabek. Selain itu, jika dilihat agak ke bawah dengan menggeser kursor leptop. Peps melihat Rahmat Badja membagikan foto-foto terkait persidangan administrasi partai politik calon peserta pemilu 2019.
Terakhir, Peps meninjau akun Afifuddin, Anggota Bawaslu yang di claim perwakilan LSM/NGO. Afif dikenal sebagai mantan Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilu untuk Rakyat (JPPR). Afif, sebelum menjadi anggota Bawaslu juga beraktifitas sebagai dosen ilmu politik di Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta.
[irp posts="3904" name="Apa Perlunya 4 Komisioner KPU Aktif di Media Sosial?"]
Facebook Afif terlihat ditandai oleh Deytri Zahir Aritonang Hujan. Status bersama foto itu mengukti kalimat “angin dan petir, tapi ngga mau kelewatan sidang penanganan dugaan pelanggaran pemilu oleh Bawaslu, sila tonton channel youtube Bawaslu (Humas Bawaslu), live. Dan inilah orang-orang di belakangnya. Sebab, jaman now, kecepatan dan ketepatan informasi adalah keniscayaan. Supaya kita ga kudet, tapi tetap bebas dari hoax.”
Selain itu, Facebook Afif ditandai oleh mitranya Rahmad Badja. Lalu ada foto aun Cak Nanto yang sekarang menjadi penerus Afif sebagai Kornas JPPR. Sepertinya hubungan senior junior sangat kuat antara Afif dan Cak Nanto. Ini terlihat di foto-foto instagram, Afif dan Cak Nanto turut hadir di agenda kepemiluan di Filipina.
Menjaga Diri
Ada yang terlupakan oleh para anggota Bawaslu dalam ber-medsos ria. Iya, mereka lupa bahwa medsos bisa membahayakan diri. Anggota karenanya harus mengingat beberapa hal:
Nah, sudah tahu kan agenda-agenda dan bahaya aktif di medsos dari anggota Bawaslu RI. Sekarang coba lihat terus apa sih yang dilakukan oleh para komisioner itu. Jangan sampai ketinggalan satu status dari mereka.
‘Zaman now’ tidak membutuhkan undangan berbentuk surat, jika ingin mengetahui keberadaan dan acara Bawaslu. Cukup lihat Facebook dan datangi saja langsung ke TKP.
Jangan sampai menyesal!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews