Gus Sholah: Mungkin Hobinya Gus Ipul Pindah Partai

Sabtu, 21 Oktober 2017 | 23:41 WIB
0
312
Gus Sholah: Mungkin Hobinya Gus Ipul Pindah Partai

Pertarungan dalam Pilkada Jatim 2018 nanti tampaknya bakal seru dan habis-habisan antara kubu Saifullah Yusuf alias Gus Ipul melawan Khofifah Indar Parawansa untuk berebut kursi Gubernur Jawa Timur periode 2018 – 2023 mendatang.

Pasalnya, ini adalah pertarungan head to head antara Gus Ipul versus Khofifah untuk ketiga kalinya, setelah dalam dua kali Pilkada Jatim sebelumnya Khofifah gagal memenangkannya. Saat itu Gus Ipul maju sebagai bacawagub Soekarwo.

Kali ini Gus Ipul maju sebagai bacagub bersama Abdullah Azwar Anas sebagai bacawagub yang diusung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Siapakah yang bakal mendampingi Khofifah?

Hingga kini, “Tim 17 Ulama” yang dipimpin KH Sholahuddin Wahid masih mencari figur  bacawagub yang layak dan tepat untuk dipasangkan dengan Khofifah sebagai bacagub yang diusung Partai Golkar bersama beberapa parpol lainnya.

Ada beberapa nama yang disodorkan sebagai bacawagub Khofifah, seperti Bupati Trenggalek Emil Elstianto Dardak, Hasan Aminuddin (NasDem), Masfuk (PAN), Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, dan terakhir muncul nama Saiful Rachman (Birokrat).

Siapakah yang akan dipilih Tim 17 Ulama dan Khofifah nanti, kata Gus Sholah, bisa terlihat pada pertengahan November 2017. “Dalam dua minggu ke depan, tim akan melakukan surve atas nama-nama yang masuk,” ungkap Gus Sholah.

Kamis malam, 19 Oktober 2017, Tim 17 Ulama sedang menggodok nama-nama bacawagub sebelum dipilih Khofifah. Setidaknya ada 8 nama yang masuk ke Tim 17 Ulama. Siapa saja nama itu, tak lain nama-nama yang beredar selama ini.

Ada beberapa nama yang beredar sebagai bacawagub Khofifah, seperti Bupati Trenggalek Emil Elstianto Dardak, Hasan Aminuddin (NasDem), Masfuk (PAN), Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono, dan Saiful Rachman (Birokrat).

Untuk mengetahui sejauh mana upaya Tim 17 Ulama mencarikan “jodoh” untuk Khofifah, berikut ini petikan wawancara PepNews.Com dengan Gus Sholah di Surabaya:

Siapa saja nama-nama bacawagub yang masuk dan sedang digodok ke Tim 17?

Yang masuk ke tim itu tidak lepas dari nama-nama yang beredar di media selama ini. Hanya saja kami belum bisa membeberkan ke-8 nama yang sudah kami sepakati ini. Siapa saja mereka, baru diketahui nanti saat diumumkan sekitar 3 minggu lagi.

Apakah nama Bupati Trenggalek Emil Dardak termasuk yang dipertimbangkan?

Siapa yang mencalonkan Emil? Dia kan baru dua tahun menjabat Bupati Trenggalek, ya lebih baik selesaikan sajalah tugasnya sebagai bupati. Kecuali memang ada permintaan yang sangat mendesak dan elektabilitasnya tinggi.

Bukannya ini seperti Azwar Anas yang baru 2 tahun menjabat Bupati Banyuwangi?

Ya jelas beda dengan Anas yang sudah jabat satu periode (5 tahun) dan sekarang 2 tahun untuk periode keduanya. Kalau Emil kan baru 2 tahun menjabat Bupati Trenggalek. Lebih baik dia konsentrasi menyelesaikan tugasnya dulu.

Sosok seperti apa yang diharapkan menjadi cawagub Khofifah, ada syaratnya?

Sosok yang syaratnya secara normatif itu sering kita dengar. Cuma memilihnya berdasarkan kriteria itu yang susah. Yaitu: Siddiq, Amanah, Fathonah, Tabliq. Siddiq itu jujur, amanah ini dipercaya, fathonah (cerdas), dan tabliq (komunikasi).

Cuma merumuskan itu sungguh tidak mudah. Ditambah, tingkat keterpilihan sejauh mana calonnya itu bisa dipilih masyarakat. Shiddiq, misalnya, bukan hanya perkataannya yang benar, tapi juga perbuatannya juga benar. Sejalan dengan ucapannya.

Beda sekali dengan pemimpin sekarang yang kebanyakan hanya kata-katanya yang manis, namun perbuatannya berbeda dengan ucapannya. Amanah itu benar-benar bisa dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang akan percaya.

Bahwa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Fathonah itu artinya cerdas. Seorang pemimpin itu harus punya kecerdasan. Dan, dalam menyampaikan maksudnya itu dia harus tabliq, pandai dalam berkomunikasi.

Menurut Gus Sholah, diantara Gus Ipul dan Khofifah, mana yang memenuhi syarat itu?

Silakan rakyat sendiri yang menilai diantara dua cagub itu. Orang bisa melihat, mana yang siddiq, amanah, fathonah, dan tabliq. Apakah dia mampu melaksanakan visinya. Misinya bagaimana.

Orang bisa lihat mana calon yang punya kemampuan dan pengalaman positif maupun negatif. Dari dua calon itu mana yang memenuhi. Tabliq itu komunikasi, perbendaharaan ilmunya dan cara penyampaiannya bagaimana.

Banyak orang yang cerdas, tapi cara penyampaiannya kurang baik. Juga banyak yang guyon, sehingga penyampaian misinya itu tidak sampai, juga gaya bahasa dan pemlihan kata-katanya itu menentukan.

Ada syarat lainnya?

Selain itu juga tingkat keterpilihan, sejauhmana dia dipilih oleh rakyat. Siapa diantara dua sosok itu yang memenuhi persyaratan.

Bagaimana dengan Gus Ipul, menurut Gus Sholah?

Silakan masyarakat menilai sendiri. Kalau saya yang harus menilai, ada unsur subjektivitas. Pengalaman masing-masing calon bagaimana selama ini, silakan masyarakat sendiri yang menilainya.

Kesulitan menentukan cawagub untuk Khofifah itu apa ya, Gus?

Kita menguji dari sekian syarat tersebut. Karena cagubnya sudah memenuhi syarat, sekarang tinggal apakah cawagubnya memenuhi syarat-syarat itu. Kita akan melakukan surve sekitar 2 minggu, 1 minggu menentukan pilihan atas hasil surve.

Jadi, sekitar pertengahan November 2017 barulah ditentukan siapa cawagubnya, tidak terlalu lama. Khofifah pasti menunggu hasil dari Tim 17 yang bekerja. Tidak mungkin dia memilih di luar itu.

Dari unsur mana saja nama-nama yang diusulkan tersebut?

Sebagian besar dari unsur parpol. Tapi, ada juga nama-nama dari unsur non parpol seperti birokrat dan militer. Untuk yang non parpol ya tetap saja masuknya harus melalui parpol juga akhirnya. Kita akan pilih nama-nama yang diusulkan parpol. Parpol ini kan ingin agar calon yang disodorkan dipilih.

Peluang dipilihnya calon dari birokrat atau politisi?

Sejauhmana calon ini menambah dukungan masyarakat. Gubernur sudah memenuhi semua syarat. Coba bayangkan, Kemensos RI di tangan Khofifah luar biasa gebrakannya. Sampai anggarannya naik berlipat-lipat. Sekarang di atas Rp 30 triliun. Anggaran tersebut bisa naik melalui proses Depkeu dan Presiden.

Dia memahani anggaran Kemensos itu sangat dibutuhkan untuk mengangkat kemiskinan. Kalau tidak, mana mungkin disetujui. Dan pemakaian anggaran itu sudah sesuai dengan peruntukannya, apalagi sudah diperiksa oleh BPK. Jadi, rekam jejaknya sudah bersih. Dia siddiq, dia amanah. Itulah yang dibutuhkan oleh masyarkat Jatim.

Pilkada Jatim 2018 adalah pertarungan pamungkas Khofifah versus Gus Ipul?

Dua kali Pilkada Jatim kemarin itu kan lawan Pak Karwo (Soekarwo). Rumor menyatakan, yang menang Khofifah, tapi yang dilantik Pak Karwo. Tapi, pak Karwo kemarin bagus, saya yakin, Khofifah lebih bagus nantinya.

Harapan terhadap gubernur terpilih nanti?

Menjawab tantangan dari Provinsi Jatim saat ini. Bagaimana Jatim bisa menyejahterakan masayarakat. Seperti tingkat kemiskinan Jatim yang masih cukup tinggi. Nah, Khofifah yang pengalaman di Mensos diharapkan bisa memecahkan masalah ini.

Persoalan urgent yang perlu diatasi di Jatim?

Karena saya ini orang pesantren, maka pendidikan yang perlu diperhatikan. Begitu pula soal kemiskinan dan birokrasi itu juga penting.

Maksudnya dalam masalah pendidikan itu apa?

Banyak sekolah, banyak anak SD yang melanjutkan sampai tamat SMA itu cuma separuhnya. Nah, separuhnya itu kenapa? Kedua, mutu guru, kalau mutu gurunya tidak baik ya bagaimana bisa maju. Saya melihat mutu gurunya masih jauh.

Setelah itu kesejahteraan guru. APBN untuk sektor penddikan dari 2004 sampai sekarang tinggi sekali, tapi mutu pendidikan dan gurunya jauh dari harapan. Jadi, masa depan bangsa kita tergantung pada generasi muda (mutu pendidikan).

Apakah ada lagi yang lainnya, Gus?

Di samping mutu pendidikan, masih ada lagi, yaitu bonus demograsi. Masa depan kita masa depan emas. Generasi emas, apa betul? Itu tergantung pada gizi mereka. Kalau gizinya itu kurang anak tidak bisa apa-apa, mikir saja sulit. Ancaman narkoba, rokok, kekerasan, dan sebagainya. Ini yang harus segera diatasi.

Soal kemiskinan?

Saya sampaikan, menurut statistik, kemiskinan Jatim itu termasuk yang tertinggi. Sekarang, bagaimana memperbaiki itu kan? Kemiskinan itu terkait dengan pengangguran.

Kalau masalah Birokrasi?

Semua akhirnya bermuara pada kemampuan birokrasi. Kemampuan ini baru efektif kalau birokratnya berintegritas, bukan untuk kelompok dan pribadinya. Kalau sudah berintegritas, pasti hasilnya akan lebih baik.

Menurut Gus Sholah, bagimana birokrasi selama ini?

Secara umum birokrasi di Indonesia masih banyak yang perlu diperbaiki. Karena, ini salah satu permasalahan utamanya. Sudah birokrasi secara umum tidak baik. Seperti Bupati Klaten Sri Hartini yang ditangkap KPK. Karena, untuk naik jabatan dia itu harus setor ke bupati. Ini rusaknya birokrasi antara lain dari situ.

Kalau Gus Ipul dan Khofifah?

Mungkin hobinya Gus Ipul itu pindah partai, dia gak betah di satu partai. Tapi, Khofifah itu cuma sekali saja, dari PPP ke PKB. Ya mungkin Gus Ipul itu oportunis dan pragmatis. Tapi, Kofifah itu idealis. Dia gak aktif di PKB karena dia Ketua Umum Muslimat NU. Organisasi di bawah NU yang paling bagus ya Muslimat.

Kalau Ansor?

Ya saya bilang, ormas di bawah NU yang paling bagus itu ya Muslimat NU. Rekam jejak di pemerintahan dan MPR. Dulu pidato Khofifah di MPR 1997 sebagai anggota DPR dari PPP dia pidato yang sangat memukau.

Maksudnya?

Ceritanya, PPP membuat naskah pidato, tapi dia tidak bisa baca karena tidak sesuai dengan isi hatinya Khofifah. Sehingga waktu itu PPP memerintahkan supaya Khofifah membuat pidato sendiri. Pidato Khofifah saat itu sangat memukau.

Bagaimana dengan Gus Ipul?

Saya gak tahu presitasi Gus Itul itu bagaimana. Mungkin itu cuma kebodohan saya saja, sehingga saya tidak tahu prestasi Gus Ipul. Boleh tanya sama kiai-kiai NU, organisasi mana yang paling baik di NU, pasti dijawab Muslimat NU, lebih baik dari organisasi NU sendiri.

***