Kalau partai politik lainnya masih berkutat pada bagaimana menjaring bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur dalam menyambut Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2018 mendatang, DPD Partai Golkar Jatim selangkah di depan.
Ini tampak sekali dari baliho foto bacagub dan bacawagub yang berhasil dijaring Golkar saat turun ke daerah-daerah. Sebaran baliho bacagub dan bacawagub Golkar dipasang di seluruh wilayah kabupaten/kota se-Jatim. Di Kota Surabaya saja ada 10 titik baliho.
Yaitu: Jembatan BAT, Bunderan Dolog, HR Muhamad (depan Bundaran Tol Satelit), MERR, Jl. Nginden, Jl. Dharmawangsa, Jl. Kertajaya, Kebun Binatang Surabaya, Jl. Indrapura, dan Jl. Panglima Sudirman. Foto kelima bacagub/bacawagub Golkar ada di situ.
Tercatat, ada 5 nama yang mendaftar di DPD Golkar Jatim: Syaifullah Yusuf, Kombes Polisi Syafiin, Istu Hari Subagio (Wakil Ketua DPD Golkar Jatim/Mantan Pangdam), Nurwiyatno (Kepala Inspektorat Jatim), dan Ridwan Hisyam (anggota DPR RI dari Golkar).
[caption id="attachment_3036" align="alignleft" width="549"] Baliho Cagub Partai Golkar (Foto: Mochamad Toha)[/caption]
Kelima nama di atas adalah hasil pendaftaran Desh Pilkada Golkar Jatim. Selain itu, "Kita juga turun ke daerah-daerah menyerap aspirasi masyarakat di Jatim,” kata Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD Harun Al Rasyid.
Eskalasi politik dan elektabilitas Golkar di Jatim, sejak Agustus 2017 lalu memang tampak melesat naik. Menariknya, bila ada yang bertanya dari berbagai pihak, baik muncul di jalur eksternal maupun internal, siapa tokoh kunci sukses di balik hal itu semua?
Dalam penilaian mantan Ketua Golkar Jatim Martono, yang dilakukan oleh Golkar Jatim ini cukuplah jitu. “Meski agak terlambat tapi efektif betul, dalam membuka ruang demokrasi buat publik,” ujar Martono, yang juga tokoh kampus saat ditemui di kampus Universitas Surabaya (UBAYA), pada akhir Agustus 2017 lalu.
Kerja keras Tim Desh Pilkada Golkar Jatim yang melobi dan meyakinan jajaran pengurus maupun Ketua DPD Golkar Jatim Nyono Suharli Wihandoko agar berkenan membuka pendaftaran Bacagub/Bacawagub Jatim 2018, membuahkan hasil.
Atas perintah Nyono, dibentuklah Tim Pilgub Golkar Jatim yang tugasnya menggerakkan segala pranata dan MPO (Media Publik Opini) untuk melakukan komunikasi dengan DPP Golkar.
Namun yang paling dibanggakan adalah peranan kaum Jurnalis dan gencarnya Medsos dan Media Elektronika. “Sungguh, suatu dukungan yang sangat membanggakan dari peran media massa. Terima kasih,” tutur Nyono yang juga Bupati Jombang dan Ketua Soksi Jatim itu.
Martono menilai, ini suatu kinerja yang harus kompak dan tulus. “Saya tidak bisa bayangkan, jika pola Pilgubnya ala Partai Golkar di Jatim ini running news selama 3 bulan lebih, niscaya populisme Golkar bertengger tertinggi,” ujar Martono lagi.
[caption id="attachment_3035" align="alignright" width="464"]
Sekjen Golkar Idrus Marham (Foto: Mochamad Toha)[/caption]Menurut Harun, Golkar sebagai partai modern ingin benar-benar mengedepankan pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat, terutama lapisan generasi mudanya. Sebab, Golkar ingin menyerap, menghimpun, dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam menentukan Gubernur.
“Karena ini adalah momentum politik yang sangat menetukan hajat hidup dan kesejahteraan masyarakat Jatim. Kita bukan memilih gubernur-nya partai politik. Tapi, memilih pemimpin masyarakat Jatim yang cerdas, inspiratif, komunikatif, dan mengayomi serta melayani masyarakat Jatim,” lanjut Harun.
Kelima calon yang mendaftar inilah, dalam sepekan, Golkar mengenalkan pada masyarakat Jatim untuk disurvei tingkat popularitas dan elektabilitasnya. Rencananya pada 24 September 2017, masing-masing pendaftar akan diuji visi-misinya.
Setelah itu hasilnya akan dilaporkan kepada Tim Pilgub Pusat Golkar. Memang dalam Juklak 06 Tahun 2016, masih memungkinkan DPP menambah figur calon atau bahkan menetapkan bacagub dan bacawagub di luar yang secara normatif sudah melalui proses politik di Jatim. “Tentunya dengan pertimbangan yang sangat matang dalam semua aspek,” ungkap Harun.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews