Tim pemenangan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebaiknya bekerja keras membuka file-file lama mengenai prestasi Anies atau Sandiaga di masa lalu. Daripada melakukan kampanye hitam terhadap lawan-lawannya di Pilkada DKI Jakarta, menyodorkan prestasi pasangan ini di masa lalu jauh lebih elegan dan efektif dalam mempengaruhi persepsi warga pemilih.
Enam tahun lalu, misalnya, saat menjadi Rektor Paramadina, Anies terpilih sebagai satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang.
Penetapan Anies sebagai 20 tokoh besar dunia dipancangkan majalah Foresight yang terbit di Jepang, April 2010. Jika dihitung 20 tahun ke depan saat Foresight memasukkan nama Anies, artinya sampai tahun 2030, Anies adalah personifikasi anak negeri yang bakal membawa perubahan, khususnya di bidang pendidikan dan akademi, bidang yang saat itu digeluti Anies.
Dalam edisi khusus yang berjudul “20 Orang 20 Tahun”, Foresight mengulas 20 tokoh yang diperkirakan bakal menjadi perhatian dunia karena peran masing-masing dalam perubahan dunia 20 tahun mendatang hingga tahun 2030. Nama Anies tercantum bersama 19 tokoh dunia lainnya seperti Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin dan Presiden Venezuela Hugo Chavez. Prestasi yang tidak main-main, bukan?
Foresight yang merupakan majalah bulanan berbahasa Jepang itu menulis, Anies merupakan salah satu calon pemimpin Indonesia masa mendatang. Anies juga digambarkan sebagai seorang muslim moderat yang tetap konsisten pada pendiriannya untuk tidak memihak pada kekuatan (politik) tertentu.
Itu pernyataan Foresight tahun 2010, kini cucu almarhum AR Baswedan, tokoh yang ikut andil dalam meraih kemerdekaan Republik Indonesia, telah mencemplungkan diri ke dalam dunia politik dengan memperebutkan kursi Gubernur DKI Jakarta, bersaing melawan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat serta pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
“Karena citranya yang netral, adil, serta memiliki pandangan yang berimbang, Anies berhasil meraih kepercayaan luar biasa dari masyarakat luas, termasuk banyak tokoh politik,” demikian Foresight menulis.
Dua tahun sebelumnya, yakni pada April 2008 lalu, majalah yang tak kalah bergengsinya yang terbit di Amerika, Foreign Policy, menempatkan Anies sebagai satu-satunya orang Indonesia yang masuk dalam daftar “100 Tokoh Intelektual Dunia”’. Nama Anies tercantum bersama “nama besar” tokoh dunia seperti Noam Chomsky, Al Gore, Francis Fukuyama, Samuel Huntington, Vaclav Havel, Thomas Friedman, Bernard Lewis, Lee KuanYew, dan Muhammad Yunus.
Tahun berikutnya, yakni tahun 2009, Anies juga mendapatkan penghargaan sebagai salah seorang “Young Global Leaders 2009” dari Forum Ekonomi Dunia (The World Economic Forum, WEF). Kali ini nama Anies disejajarkan bersama 230 orang Pemimpin Muda Dunia yang dianggap memiliki prestasi dan komitmen kepada masyarakat. Selain itu tokoh-tokoh muda ini dianggap mempunyai potensi untuk berperan dalam memperbaiki dunia di masa mendatang.
Selain Anies, tokoh dunia lain yang juga masuk daftar Pemimpin Muda Dunia di antaranya pendiri sekaligus pemilik Facebook Mark Zuckerberg, pegolf Tiger Woods, dan pebalap F-1 Michael Schumacher.
Selain prestasi Anies, tim pemenangan juga jangan lupa membuka file lama prestasi yang ditorehkan pasangan Anies, yaitu Sandiaga Uno. Misalnya yang paling hangat, Sandiaga mendapat surat dari George Washington University yang memberinya distinguished research professor in residence. Ini semacam penghargaan atas kontribusi Sandiaga terhadap penelitian di bidang kewirausahawan yang dilakukannya.
George Washington University adalah tempat ia menimba ilmu dan saat ini masih menyelsailkan S3-nya dan diperkirakan baru selesai pada tahun 2018.
"Agak malu-maluin juga sih, belum doktor sudah diberikan titel (gelar) seperti itu. Saya sebetulnya mau diem-diem aja tapi kebetulan kemarin Pak Syarif sudah bicara. Jadi, saya di sini mau klarifikasi. Jadi, jangan panggil saya profesor, nanti saya di sana akan berorasi yang kebetulan saya lulusan sana tahun 1992," kata Sandiaga sebagaimana ditulis Kompascom, Minggu 2 Oktober 2016.
Prestasi lain Sandiaga adalah soal kekayaan. Sandiaga pernah masuk daftar 122 orang terkaya di Indonesia versi majalah Globe Asia dengan total aset perusahaan mencapai 80 juta dollar AS.
Pada tahun 2008 Sandiaga dinobatkan sebagai orang terkaya ke-63 di Indonesia dengan total aset 245 juta dollar AS. Setahun kemudian, Sandiaga juga masuk sebagai pendatang baru dalam daftar 40 orang terkaya Indonesia versi majalah Forbes dengan kekayaan sebanyak 400 juta dollar AS. Dengan kekayaan sebanyak itu Sandiaga berada di peringkat 29.
Apakah prestasi-prestasi semacam ini efektif untuk "dijajakan" kepada calon pemilih pada Pilkada DKI Jakarta? Masih harus diteliti. Tetapi setidak-tidaknya, warga pemilih mendapat gambaran positif mengenai calon gubernur dan wakil yang akan mereka pilih.
Namanya juga usaha, boleh dong!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews