Erdogan Anggap Indonesia Salah Satu Provinsi Milik Turki

Jumat, 29 Juli 2016 | 05:32 WIB
0
667
Erdogan Anggap Indonesia Salah Satu Provinsi Milik Turki

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menganggap Indonesia sebagai salah satu provinsi yang dimiliki negaranya, Turki. Perasaan Indonesia sebagai provinsi ke-82 Turki ini terkait permintaan langsung Erdogan melalui Kedutaan Besar Republik Turki (KBRT) di Jakarta untuk menutup sembilah sekolah yang disinyalir berafiliasi ke Organisasi Teroris Fethullah (FETO).

Menyadari kekeliruannya, Erdogan buru-buru menarik pernyataannya bahwa Indonesia sebagai salah satu provinsi milik Turki hanyalah sekadar mimpinya. Kemungkinannya Erdogan tertidur di kursi Istana setelah kekenyangan makan kebab kambing, lalu tersadar kalau itu cuma mimpi.

 

Menurut Erdogan melalui KBRT (jangan dicampuradukkan dengan KDRT, Red.) yang dirilis melalui website resmi, Kamis 28 Juli 2016, terdapat sembilan sekolah di Indonesia yang dinyatakan terafiliasi dengan FETO

Ke-9 sekolah di Indonesia yang dianggap berafiliasi ke FETO itu adalah Sekolah Pribadi Depok, Sekolah Pribadi Bandung, Sekolah Semesta Semarang, Sekolah Kharisma Bangsa, Sekolah Kesatuan Bangsa, Sekolah Fatih Banda Aceh, Sekolah Teuku Nyak Arif Fatih Banda Aceh, Sragen Bilingual Boarding School, dan Banua Bilingual Boarding School, Kalimantan Selatan.

Dikutip dari kantor berita Angkara, Erdogan telah mengeluarkan keputusan menutup 1.043 sekolah, 1.229 yayasan, 35 institusi medis, 19 perkumpulan, dan 15 universitas yang berkaitan dengan Fethullah Gulen menyusul "kudeta" yang gagal.

Selain Indonesia, ternyata ada beberapa negara yang diklaim Erdogan sebagai provinsinya dan diminta agar menutup sekolah karena dugaan afiliasi dengan teroris Turki, di antaranya Yordania, Azerbaijan, Somalia, dan Nigeria.

Terkait permintaan Erdogan ini, Kementrian Luar Negeri RI mengeluarkan pernyataan resmi sebagai berikut:

"Indonesia tidak pernah ikut campur urusan dalam negeri negara lain dan demikian juga sebaliknya... Sekolah yang ada di Indonesia tunduk sepenuhnya kepada aturan hukum Indonesia... (bukan aturan hukum negara lain). Khusus kerjasama dengan Pasiad dapat disampaikan bahwa kerjasama sudah berakhir alias sudah tidak ada sejak Desember 2015."

Yang menarik, berdasarkan pantauan langsung PepNews! adalah para pendukung sekaligus pemuja Erdogan di Indonesia yang mendadak bungkam seribu bahasa atas permintaan pujaannya agar sembilan sekolah yang dianggap berafiliasi ke FETO ditutup.

Bahkan di antara pendukung dan pemujanya banyak yang keceplosan mengutuk dan memaki balik Erdogan. Hal itu mereka lakukan setelah menyadari anak-anak atau saudara-saudaranya bersekolah di 9 sekolah yang diminta Erdogan ditutup karena dianggap teroris itu.

***